Selasa, 15 Februari 2011

BAB 12 ETIKET PERGAULAN

Deskripsi Singkat
Anda akan mempelajari pengertian bergaul dan etiket dalam pergaulan. Kemudian Anda mempelajari tata cara pergaulan yang meliputi : manfaat bergaul, kemampuan bergaul, hambatan bergaul, dan memulai bergaul. Bagian akhir modul ini akan membahas etiket yang meliputi : basa basi, berkenalan, membuat janji, memakai ponsel, etiket dalam gaya hidup : bersikap di depan umum, merias diri, antrian, jam karet, pinjam meminjam, dan merokok; etiket berbusana : memadukan busana, celana jins, dan busana kerja; etiket melamar pekerjaan: promosikan diri dan wawancara.

A. Pengantar : Mengapa Bergaul Penting?
Pada dasarnya setiap orang memiliki kebutuhan untuk menjadi orang yang dikenal dan mengenal banyak orang. Karena pada hakikatnya manusia selalu butuh berinteraksi dengan manusia lain dalam kehidupannya, kebutuhan itu dipenuhi manusia dengan bergaul.

Hal yang penting dalam bergaul adalah proses di belakangnya. Gaul adalah proses yang berlanjut dan tidak pernah berhenti dalam membina hubungan dengan orang lain. Gaul juga berarti menjaga agar hubungan yang terbina akan terpelihara yang pada akhirnya menguntungkan semua pihak.

Dalam budaya global saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa kesuksesan seseorang dalam kegiatan kerja dan bisnisnya baik formal maupun informal banyak memanfaatkan hubungan pertemanan yang pastinya berlandaskan kepercayaan. Bahkan hubungan diplomatik juga mengandalkan hubungan pribadi yang tulus dan intensif.

Siapa saja yang perlu bergaul? Jawabannya adalah semua orang, tua-muda, anak-anak, remaja, laki-laki atau perempuan dari berbagai macam latar belakang. Dengan demikian dalam pergaulan dibutuhkan keterampilan-keterampilan dalam menghadapi berbagai karakter orang dengan berbagai latar belakang. Akan tetapi, ada salah satu rahasia kecil terpenting untuk bisa sukses dalam pergaulan. Rahasia itu adalah mau membuka diri untuk memasuki setiap kesempatan dan melakukan kontak dengan orang lain. Sekali Anda membuka diri, dunia luas terbentang di depan mata Anda. Bersiaplah merengkuh banyak kesempatan.

Manfaat Pergaulan
Apa pun bidang pekerjaan Anda, Anda butuh bergaul. Bergaul bukan semata-mata mengenal orang lain, tetapi juga menambah wawasan, mengembangkan minat dan hal-hal lain yang sangat menguntungkan. Bergaul juga melatih keterampilan berkomunikasi Anda. Manfaat lain dari bergaul adalah memperluas jaringan pertemanan yang berarti memperluas “pasar” Anda.

Dengan bergaul Anda akan memperoleh kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru dan membuka peluang baru. Pelajaran yang Anda peroleh dari pergaulan hampir tidak pernah dapat dipelajari di sekolah mana pun. Menurut beberapa ahli, bergaul adalah metode paling tepat untuk mencapai kesuksesan, baik secara personal maupun profesional.

Daftar manfaat dan kekuatan bergaul:
  • Bergaul itu salah satu kegiatan penting untuk membina jejaring (network).
  • Hanya dengan bergaul, orang bisa memelihara hubungan.
  • Tidak ada pekerjaan yang tidak butuh pergaulan; tidak selamanya harus ada tatap muka, bergaul juga bisa melalui dunia maya.
  • Orang-orang sukses adalah yang jejaringnya sudah matang dan bekerja, terlepas dia tua atau muda.
  • Basa-basi tidak terlalu buruk. Ini bisa menjadi awal untuk memulai hubungan persahabatan.
  • Efek jejaring memang tidak langsung. Semakin lama dan luas semakin besar kemungkinan keuntungan yang kita raih.
  • Lewat gaul, pertukaran informasi, pengetahuan, dan pengalaman akan terjadi. Ini penting untuk memperkaya wawasan dan memperbaiki penampilan dalam karir.
  • Kartu nama adalah alat yang murah meriah untuk bergaul.
  • Bergaul memang membutuhkan bakat, tetapi membina jejaring bisa dipelajari dan dilakukan dengan teknik dan taktik yang benar.
  • Bergaul memakan waktu, tapi hasil yang akan diperoleh mungkin lebih dari yang diduga.
Gaul tidak hanya terbatas untuk kepentingan-kepentingan profesional semata. Gaul juga memudahkan Anda menjalani hidup dan menemukan solusi masalah Anda sehari-hari. Misalnya bagaimana Anda bertemu pacar pertama kali. Banyak yang menjawab diperkenalkan oleh teman. Bagaimana Anda menemukan tempat liburan yang murah meriah, bengkel yang pekerjaannya memuaskan, restoran yang makanannya enak, sekolah yang bermutu. Tidak jarang jawabannya adalah ‘referensi teman”.

Apakah Anda Sudah Bergaul?
Berikut ini daftar untuk memeriksa apakah Anda sudah berhubungan baik dengan teman Anda?
Pilih seseorang yang Anda anggap mempunyai hubungan baik dengan Anda, lalu lakukan pengecekan sebagai berikut.

  • Apakah dia langsung mengenali suara Anda di telepon?
  • Apakah dia mengenal Anda di luar konteks Anda yang biasa?
  • Apakah dia punya alasan yang tepat untuk menyimpan nomor telepon dan alamat e-mail Anda?
  • Apakah dia mengenal betul nama sekolah atau organisasi Anda?
  • Apakah dia bisa menggambarkan dengan jelas program studi tempat Anda kuliah, dan tentang bidang yang Anda geluti (misalnya hobi Anda sangat mahir dalam merancang, membuat program komputer, olahraga, menulis, dan sebagainya?)
  • Apakah dia bisa memberikan alasan mengapa dia menganggap Anda ahli di bidang tersebut?
  • Apakah dia secara teratur mengirimkan informasi berharga bagi pengembangan diri dan minat Anda?
  • Apakah dia selalu mengungkapkan nama baik Anda kepada orang lain?
  • Apakah dia selalu mencari kesempatan untuk berhubungan dengan Anda?
  • Apakah pada setiap pembicaraan dia memperlakukan Anda dengan penuh respek dan serius?

Jika sebagian besar jawabannya ya, Anda telah bergaul dengan baik dengan orang tersebut.

Hambatan Bergaul
Ada kalanya kita merasa tidak membutuhkan orang lain, misalnya pada saat-saat kita ingin menyendiri, merenung, atau menikmati waktu untuk diri sendiri. Apabila Anda merasa tidak membutuhkan orang lain karena Anda merasa tidak nyaman melakukan kontak dengan orang, enggan menyapa karena takut ditolak, merasa malu, merasa lega bila orang yang harus disapa menjauh, Anda harus waspada. Anda telah masuk dalam “zona nyaman”.

Zona nyaman atau comfort zone tidak selalu menguntungkan, tetapi merupakan hambatan bagi kelangsungan pergaulan Anda. Anda akan jalan di tempat, tidak berani membuka hubungan baru karena Anda telah merasa nyaman dalam lingkungan Anda. Akibatnya Anda akan merugi.

Menemukan kontak yang sesuai harapan tidak selalu mudah, risiko ditolak, tidak dikenali, tidak diminati memang harus dihadapi. Namun, ingatlah prinsip dalam berinteraksi dengan orang lain. Bila ingin memperoleh sesuatu, Anda harus memberi telebih dahulu. Pergaulan dimulai dengan kondisi saling memberi dan menerima (take and give), selanjutnya, akan tumbuh rasa saling percaya (trust). Jadi keluarlah dari Zona Nyaman Anda. Mulailah dengan menyapa, Anda akan mendapat imbalannya.

Memulai Langkah
Terdapat 2 tipe kepribadian dalam pergaulan seperti yang diungkapkan oleh Myers-Briggs (1985) dan Yul Iskandar (2000).

  1. Ekstrovert: orang yang senang bersama orang lain, mudah bergaul, tidak kaku dan canggung dalam pergaulan, senang dalam kegiatan sosial.
  2. Introvert: orang yang cenderung kurang menyenangi bersama orang lain, suka menyendiri, tidak suka bicara, mudah tersinggung, kurang percaya diri, pemalu dan pendiam.

Biasanya orang-orang tipe introvert lebih banyak berada dalam comfort zone-nya. Hal ini bukan berarti orang introvert adalah orang-orang yang salah, tetapi akan lebih menguntungkan bila dia bisa membuka diri pada dunia luar. Untuk mengatasi rasa canggung dalam melakukan kontak dengan orang baru, Anda bisa mencoba mengikuti tips berikut.
  • Buat sasaran yang lebih konkret. Misalnya pada setiap pertemuan, Anda lebih dahulu menegur 2 orang yang Anda tidak kenal.
  • Buatlah langkah-langkah kecil. Langkah kecil dapat berupa senyum dan melakukan kontak mata. Ini akan menarik simpati. Orang yang tertarik pada Anda akan menghampiri dan menegur Anda.
  • Mulailah dengan pertanyaan terbuka dan pujian yang tulus. 
  • Hafalkan skrip tertentu. Dengan skrip yang khas dan diucapkan dengan lancar, menghindarkan Anda dari salah tingkah.
  • Hindari kelompok besar yang sedang berkerumun. Lebih baik memulai percakapan satu lawan satu. (disarikan dari Eileen Rachman dan Petrina Omar,2004).

B. Etiket
Esensi pergaulan adalah membina hubungan baik. Dalam membina hubungan baik tentu ada tata caranya yang dikenal dengan istilah Etiket. Kata Etiket berasal dari bahasa Perancis etiquette yang berarti aturan sopan santun dan tata cara pergaulan yang baik antara sesama manusia. Etiket mengajarkan kita untuk memelihara hubungan baik, bahkan memikirkan kepentingan dan keinginan orang lain. Pemahaman tentang etiket bisa jadi pengendali langkah yang ampuh, dan membuat kita disegani, dihormati, disenangi, percaya diri, mampu memelihara suasana yang baik di segala lingkungan.

Etiket dalam Berkomunikasi
1. Basa-Basi
Basa-basi digunakan sebagai pembuka percakapan untuk tune in ke dalam pokok permasalahan. Bayangkan bila Anda memulai percakapan langsung pada inti persoalan, pasti lawan bicara Anda akan mengerutkan kening atau tatapan bingung.
Resep basa-basi
  1. Bicarakan apa yang disenangi oleh lawan bicara.
  2. Cukup dimulai dengan sapaan “halo” atau “selamat pagi” dan sebagainya, dan jangan lupa senyum di bibir.
  3. Jangan berlebih-lebihan, bisa-bisa Anda terkesan cerewet dan bertele-tele.

2. Berkenalan
Setiap saat kita dapat saja bertemu dengan orang baru dan mungkin orang-orang baru kelak dapat menjadi teman atau sahabat atau bahkan kekasih, yang tentunya diawali dengan perkenalan.
Yang wajib dilakukan saat berkenalan:
  • Ucapkan nama dengan jelas,
  • Lakukan kontak mata, sorot mata menunjukkan niat baik Anda,
  • Jabatan tangan yang erat menandakan hangatnya pribadi seseorang dan menunjukkan kepercayaan diri yang kuat.

Bila Anda dalam posisi orang ketiga yang harus Anda lakukan adalah seperti berikut.:
  • Dalam budaya kita wanita didahulukan. Bila Anda memperkenalkan seorang pria dan wanita, pria yang diperkenalkan kepada wanita.
  • Wanita diperkenalkan kepada pria, bila pria tersebut adalah orang penting, misalnya guru, orangtua, atasan.
  • Orang yang lebih tua dan mempunyai jabatan yang lebih tinggi didahulukan. Orang yang lebih muda harus diperkenalkan kepada yang lebih tua sebagai tanda penghormatan bagi orang yang lebih tua. Walaupun dalam budaya barat wanita tidak wajib berdiri, sebaiknya kita berdiri sebentar saat diperkenalkan, sesudah itu kita bisa duduk. Orang tua juga tidak wajib berdiri saat diperkenalkan. Begitu pula saat ada yang pamitan, kita sebaiknya berdiri.


3. Membuat Janji
Bila Anda perlu bertemu dengan orang-orang yang sibuk dan banyak kegiatan, Anda perlu membuat janji terlebih dahulu. Cara membuat janji melalui telepon, sms atau e-mail dapat dilakukan bila ingin bertemu dengan orang-orang dekat, seperti teman, sahabat, keluarga, dan orang yang sudah akrab, termasuk guru dan dosen.
Bila Anda ingin menemui seorang pejabat di suatu kantor, biasanya Anda dapat membuat janji melalui sekretarisnya. Konfirmasi kedatangan Anda dapat dilakukan melalui telepon, kecuali diminta dalam bentuk tertulis.

Informasi yang harus ditentukan dalam membuat janji :
  • Waktu pertemuan
  • Tempat pertemuan
Sebaiknya membuat janji jauh-jauh hari sebelum waktu yang diinginkan.

Membatalkan Janji :
Janji dapat saja dibatalkan karena hal-hal yang sangat memaksa. Batalkan janji minimal 1 hari sebelumnya dan sampaikan permintaan maaf serta sebutkan alasan yang masuk akal. Jangan membatalkan janji bila tidak sangat terpaksa. Janji menyangkut masalah kepercayaan dan keseriusan. Jangan sampai kepercayaan pada Anda luntur.

4. Memakai Ponsel
Aturan main menggunakan ponsel
Yang boleh dilakukan:
  • Terapkan sopan santun yang sama seperti menggunakan telepon biasa.
  • Perhatikan tempat dan waktu yang sesuai, jangan menggunakan ponsel saat di dalam bioskop atau ketika sedang kuliah dan rapat.
  • Gunakan seperlunya di depan umum.
  • Gunakan sms bila Anda perlu berkomunikasi tanpa diketahui orang di sekitar Anda.
  • Manfaatkan fitur ponsel semaksimal mungkin.
  • Cantumkan nama dan identitas Anda saat mengirim sms kepada orang yang jarang berhubungan dengan Anda.
  • Yang tidak boleh dilakukan:
  • Ngobrol dan bergosip melalui ponsel di depan umum.
  • Menghidupkan ponsel saat acara-acara formal. Aktifkan nada getar dan menyingkir dari ruangan bila ada panggilan telepon.
  • Pinjam ponsel atau ‘numpang’ terima telepon di ponsel orang lain, kecuali dalam keadaan benar-benar darurat.

Etiket dalam Gaya Hidup
1. Bersikap di Depan Umum
• Berjalan di trotoar atau tempat yang ramai.
  • Saat menyebrang pria menjadi pembuka jalan dan melindungi wanita.
  • Biasanya pria berjalan disisi yang melindungi wanita.
• Etika naik turun tangga.
  • Pria naik lebih dahulu atau sejajar dengan wanita. Pria juga turun tangga di belakang wanita.

• Etika keluar masuk lift.
  • Tunggu di samping lift, jangan mengahalangi orang yang akan keluar lift.
  • Beri kesempatan orang yang keluar dari lift dahulu sebelum Anda masuk lift.
  • Saat masuk lift, wanita terlebih dahulu, pria memegang pintu lift.
  • Segera bergerak ke merapat ke dinding atau ke belakang saat memasuki lift.
  • Bila Anda dekat dengan tombol untuk menentukan tujuan, tanyakan dengan sopan lantai yang akan dituju penumpang lain dan tekankan tombolnya.
  • Bila sudah mendekati lantai yang dituju, mendekatlah ke pintu.
  • Saat keluar dari lift, wanita keluar lebih dulu, pria memegangi pintu lift.

• Etika berkendaraan di jalan raya.
  • Jangan membuang sampah sembarangan.
  • Jangan melanggar rambu-rambu lalu lintas.

2. Merias Diri di Depan Umum
Situasi 1: Kesiangan bangun pada hari kerja.
Anda boleh berdandan di dalam kendaraan pribadi, asalkan jangan saat Anda sedang mengemudi. Anda juga boleh berdandan di taksi, karena tidak ada orang yang terganggu dan Anda tidak mengemudi. Hindari berdandan di kendaraan umum, Anda bisa melakukannya bila sudah sampai di kampus atau di kantor. Gunakan toilet atau powder room yang tersedia untuk membereskan dandanan Anda.

Situasi 2: Berpergian jarak jauh dengan kendaraan umum.
Saat berada di kereta api, pesawat, atau bus antar kota, Anda tentu perlu merapikan diri agar tampil segar. Mintalah izin pada penumpang di samping Anda, lakukan dengan cepat. Jaga jangan sampai ada kotoran yang berterbangan mengenai orang tersebut.

Situasi 3: Lipstik luntur setelah makan.
Pergilah ke toilet atau ke powder room untuk merapikan dandanan Anda setelah makan.

3. Antri
Budaya antri di negara ini susah-susah gampang diterapkan. Biasanya antrian dijumpai di tempat-tempat umum, seperti ATM, menunggu pelayanan bank, saat membeli tiket, dan lain-lain. Sekalipun demikian masih saja ada orang yang tidak mau antri dan dengan seenaknya menyerobot antrian. Dalam kondisi ini Anda boleh menegur dengan sopan, “ Maaf, tolong antri. Semua orang di sini juga antri”. Risikonya mungkin orang ini lebih galak dari Anda dan mengomel atau menganggap kata-kata Anda angin lalu. Kalau sudah begitu laporkan saja pada petugas keamanan yang ada, agar petugas yang menangani orang-orang seperti itu. Tunjukkan kalau Anda peduli. Dahulukan orang yang sudah tua, atau orang yang benar-benar sakit.

4. Jam Karet
Jam karet adalah istilah untuk kata terlambat. Hilangkan kebiasaan ini pada Anda.
Kerugian yang diakibatkan kalau Anda terbiasa dengan jam karet :
  • Membuat kesal orang yang menunggu karena akan merusak jadwalnya hari itu.
  • Kerjasama tim bisa berantakan.
  • Pemborosan waktu bagi diri Anda dan orang lain.
  • Buang energi dan kerja tidak maksimal karena waktu menjadi pendek dan pekerjaan dilakukan dengan terburu-buru.
Alasan basi yang tidak bisa diterima kalau Anda terbiasa dengan jam karet :
  • Jalanan macet. Jalanan macet sudah setiap hari, Anda sudah harus memperhitungkan waktu tempuh untuk mengantisipasinya.
  • Berlagak tak bersalah dengan wajah tanpa dosa, Lain kali orang tak percaya lagi pada Anda.
Cara untuk mencegah teman Anda melakukan jam karet :
Berikan tenggang waktu untuk menunggunya dan katakana padanya bahwa bila setelah 15 menit dia tidak datang, Anda akan pergi duluan.

5. Pinjam-Meminjam
Aturan meminjam :
  • Pinjamlah sepengetahuan pemiliknya.
  • Sebelum meminjam, sepakati syarat dan aturannya. Jangan sampai terjadi salah paham dan kerugian.
  • Jagalah barang yang Anda pinjam karena ini sama dengan menjaga kepercayaan.
  • Jangan meminjam terlalu lama. Kalau memang membutuhkan untuk waktu yang lama, belilah sendiri.
  • Kalau sudah selesai, segera kembalikan langsung kepada pemiliknya. Jangan pinjamkan lagi kepada orang lain, karena Anda tidak berhak melakukannya.
  • Penuhi janji untuk mengembalikan tepat waktu. Hal itu akan memperlihatkan bahwa Anda bertanggung jawab. Lain kali si pemberi pinjaman tidak akan segan meminjamkan kepada Anda.
Hindari meminjam barang-barang berikut, kecuali sangat terpaksa :
  • Ponsel. Sekalipun hanya sebentar, pulsanya tetap harus dibayar.
  • Mobil. Mobil adalah ruang pribadi. Pemiliknya sering menyimpan barang-barang pribadi dan kesayangannya. Kecuali mobil bak terbuka untuk mengangkut barang.
Barang yang tidak dipinjamkan adalah :
  • Sikat gigi, alat cukur, sisir, bedak, pakaian dalam. Selain tidak pantas, pinjam meminjam barang-barang tersebut dapat menularkan kuman dan penyakit.
  • Peminjam yang tidak bertanggung jawab, tidak pernah mengembalikan bila tidak diminta, atau suka menghilangkan.

6. Merokok
Selain mengganggu lingkungan, pemerintah juga sudah mengeluarkan peraturan anti rokok.
Aturan-aturan dalam merokok :
  • Jangan merokok kalau ada tanda dilarang merokok.
  • Berada di ruang ber AC.
  • Berada di ruang tunggu.
  • Di dalam kendaraan umum.
  • Dalam lift.
  • Saat hendak bertamu dan memasuki rumah orang lain.
  • Jika berdekatan dengan anak-anak.
Sopan santun merokok :
Sebelum merokok mintalah ijin pada orang-orang di sekitar Anda “ Maaf, bolehkah saya merokok di ruangan ini?”. Jika tidak ada respon, sebaiknya Anda merokok di ruangan lain karena ini berarti penolakan halus.
Saat merokok :
  • Sebaiknya pergilah ke ruang terbuka.
  • Jangan berbicara saat rokok berada di mulut Anda.
  • Jangan menghembuskan asap ke muka orang lain, sekalipun orang tersebut juga perokok.
  • Buang abu dan puntung rokok pada tempatnya.
Bila wanita merokok :
Menurut etika, bila seorang pria melihat wanita didekatnya atau lawan bicaranya hendak merokok, pria itu harus segera membantu menyalakan korek api untuk si wanita. Nyalakan korek api kira-kira sejengkal dari wajahnya, biarkan si wanita mendekatkan ujung rokok ke nyala api.

Etiket Berbusana
1. Memadukan Busana
Tips-tips berbusana :
  • Penuhi 3 syarat utama : sederhana, serasi, sopan.
  • Perhatikan tat arias, tata rambut, tata busana, sepatu dan aksesori agar serasi.
  • Sesuaikan waktu, acara dan tempat. Pastikan dress code agar tidak salah kostum.
  • Kenali kekurangan dan kelebihan tubuh Anda.
  • Sesuaikan umur, profesi, dan status sosial Anda.
  • Sesuaikan dengan pribadi Anda.

2. Aksesori
Aksesori berguna untuk melengkapi dan menghias. Sepatu dan kaus kaki atau stocking berguna untuk melengkapi, sedangkan anting-anting, kalung, gelang, penjepit dasi bersifat menghias. Tas, kacamata, selendang, ikat pinggang, kerudung bersifat ganda (menghias dan melengkapi). Paduan yang tepat, dapat membuat Anda tampil sederhana dan memikat.

3. Jeans
Umumnya kantor-kantor yang bergerak di bidang kreatif, perkebunan, peternakan atau jurnalistik tidak terlalu ketat mengatur pakaian kerja karyawannya. Jadi jeans tidak dilarang. Tetapi tetap saja ada aturan-aturan pada masing-masing kantor yang harus dipatuhi oleh karyawannya. Dalam acara-acara formal, biasanya jeans tidak menjadi pakaian yang tepat. Acara-acara itu antara lain : pesta perkawinan, wisuda, pelantikan seseorang, dan lain-lain.

4. Busana Kerja
Busana kerja harus disesuaikan dengan peraturan dan suasana kantor.
Secara umum jenis-jenis busana kerja antara lain :
  1. Formal. Busana three pieces yang terdiri dari jas, blus dalam, dan rok atau celana panjang untuk wanita. Untuk pria : kemeja lengan panjang dengan warna-warna lembut, dasi, dan celana panjang warna gelap, ikat pinggang yang senada dengan celana panjang, dan sepatu kulit.
  2. Semi Formal. Paduan celana panjang atau rok rapi dengan blus atau kemeja berpotongan tailored atau shirt dress untuk wanita. Untuk pria : menggunakan kemeja lengan panjang atau pendek, tanpa dasi, dipadankan dengan celana panjang dengan warna yang serasi dengan kemejanya.
  3. Kasual. Kenakan saja busana kasual, asal sopan, dan serasi.

Pakaian Kerja yang harus dimiliki :
Wanita :
  • Celana panjang hitam.
  • Celana panjang rapi warna netral seperti abu-abu dan beige.
  • Blazer warna senada.
  • Beberapa atasan yang dapat dipadu-pandan dengan semua busana tadi.
Pria :
  • Kemeja kerja warna lembut, seperti abu-abu, putih, biru, biru muda.
  • Bila suka kemeja bermotif, pilih warna yang lembut dengan motif garis atau kotak atau geometris yang halus.
  • Jangan pilih kemeja dengan logo mencolok.
  • Jangan pilih kemeja kerja yang mengkilap.
  • Celana kerja warna dasar seperti biru tua, abu-abu tua, dan hitam.
  • Bahan celana kerja bisa polos atau bermotif halus seperti garis-garis, kotak-kotak, geometris.
  • Hindari warna merah dan putih, bahan yang mengkilap, dan logo yang mencolok.
Tips :
Dalam menghadapi wawancara pekerjaan pertama kali, sebaiknya tetaplah berpakaian kerja formal karena Anda belum menjadi bagian dari mereka, sesantai apapun kantor tersebut.

Etika Melamar Pekerjaan
  1. Promosikan Diri
Surat lamaran dan riwayat hidup (Curriculum Vitae/CV) adalah jendela untuk mengetahui siapa Anda. Paparkan semua kemampuan dan prestasi Anda, tapi jangan berbohong, di kertas berkualitas baik.

Data yang harus dicantumkan dalam CV :
  • Data pribadi, seperti nama, umur, alamat, dan lain-lain.
  • Pendidikan formal dan non formal yang pernah dijalani. Untuk pendidikan non formal, pilih yang sesuai kebutuhan perusahaan yang Anda tuju.
  • Pengalaman berorganisasi dan hobi, kalau diminta. Apalagi kalau itu jadi nilai tambah yang menegaskan Anda cocok dengan posisi yang dilamar.
  • Kalau diminta, Anda boleh mencantumkan gaji yang diminta dan gaji terakhir. Hati-hati, sesuaikan gaji dengan kemampuan Anda.
  • CV harus menjadi alat pemancing keingin-tahuan perusahaan tentang pribadi Anda dan apakah Anda cocok dengan posisi yang ada.
Menghadapi Wawancara Kerja 
Tips menghadapi wawancara :
  • Datanglah kira-kira 15 menit sebelum waktunya sehingga Anda punya waktu untuk merapikan diri dan mengatur napas.
  • Kesan pertama penting. Perhatikan penampilan Anda, pastikan Anda dalam keadaan rapi, bersih dan segar. Jangan lupa mengecek kebersihan kuku.
  • Masuklah ke ruangan cwawancara dengan tenang, bersikap wajar. Jangan lupa tersenyum dan mengucap salam. Jangan duduk sebelum dipersilahkan.
  • Perhatikan bahasa tubuh, kontak mata, ekspresi wajah, posisi duduk tegak, cara berjalan harus menunjukkan rasa percaya diri.
  • Cari keterangan mengenai perusahaan, posisi yang Anda lamar ataupun persaingan yang dihadapi oleh perusahaan tersebut. Pengetahuan yang luas mengesankan pewawancara.
  • Tak perlu malu bertanya apabila Anda tidak mengerti pertanyaannya, agar Anda dapat menjawab dengan tepat.
  • Saat wawancara selesai, ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan, dan sampaikan bahwa Anda menunggu jawaban mereka. Jabat tangan pewawancara dengan erat sebelum meninggalkan ruangan.

C. Kata-kata yang harus diucapkan dalam pergaulan sehari-hari
  1. Memberi Salam
  2. Meminta maaf
  3. Mengucapkan terima kasih
  4. Mengucapkan permisi

BAB 11 KOMUNIKASI EFEKTIF

Deskripsi Singkat
Dalam materi ini Anda akan mempelajari pengertian komunikasi efektif dan unsur komunikasi. Cara-cara komunikasi : bahasa tubuh, gaya bicara, bahasa lisan. Komunikasi efektif : komunikasi dua arah yang meliputi berbicara, memulai percakapan, mendengar. Mendengarkan : seni dan manfaat mendengarkan, asertif dan empati.

A. Pengantar : Mengapa Perlu Komunikasi
Bayangkan jika kita hidup dalam dunia yang tidak ada komunikasi. Betapa sunyinya dunia ini. Bagaimana kita bisa berteman, mempunyai pacar, ataupun berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Tuhan menciptakan manusia di dunia ini tidak hanya seorang diri. Setelah menciptakan Adam, Tuhan menciptakan Hawa untuk menemaninya. Tuhan juga memberikan sarana-sarana agar manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi, seperti mulut untuk berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk menatap, serta seluruh tubuhnya untuk menyampaikan pesan melalui bahasa tubuh.

Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal (kata-kata) dan nonverbal (non kata-kata) yang melibatkan dua orang atau lebih.

Menurut Albert Mahrabiyan dari Universitas California Los Angeles (UCLA), ada 3 unsur dalam pesan :
1. Pelafalan : berhubungan dengan kata-kata dan kalimat.
2. Fonetik : aksen suara dan cara mengucapkan kata-kata tanpa ada hubungannya dengan makna kata.
3. Visi : apa yang dilihat seseorang pada pembicara.

Pada kondisi normal, apabila pesan datang dengan jelas dan tidak kontradiktif, maka tingkat kredibilitasnya atau kepercayaannya akan naik. Tetapi jika pesan datang dengan kacau dan kontradiktif di antara ketiga unsur di atas, maka tingkat kredibilitasnya sebagai berikut : Pelafalan : 7 %; Fonetik : 38 %; dan Visi : 55 %. Hal ini menunjukkan manusia lebih mempercayai apa yang dia lihat daripada yang dia dengar.


B. Cara - Cara Berkomunikasi
Komunikasi bisa gagal, artinya pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan tepat oleh lawan bicara, atau bahasa gaulnya nggak nyambung.

Komunikasi yang tidak pas juga dapat menimbulkan kesalahpahaman, salah menggunakan kata-kata dapat membuat teman tersinggung. Oleh karena itu, Anda harus menguasai ketrampilan komunikasi efektif agar bisa sukses. Komunikasi bisa disebut efektif bila informasi atau pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan tepat oleh lawan bicara.

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi, antara lain :

1. Bahasa Tubuh (Gesture)
Gerak tubuh dapat mengirimkan pesan kepada orang lain. Bahasa tubuh yang mencakup : ekspresi wajah, cara berjalan, cara duduk, cara berdiri, posisi tangan, kaki, kepala, dan lain-lain, adalah salah satu bentuk komunikasi sehari-hari yang berperan besar dalam proses interaksi manusia dengan lingkungan.
Ingat, unsur visi yang memperoleh nilai tertinggi dalam penyampaian pesan. Orang lebih memperhatikan bagaimana Anda menyampaikan informasi melalui bahasa tubuh, dibandingkan dengan sekedar kata-kata yang Anda ucapkan. Bahasa tubuh menjadi jendela perasaan Anda atau orang lain. Anda bisa mengetahui perasaan teman Anda hanya dengan melihat bahasa tubuhnya, apakah dia sedang senang, sedih atau marah. Orang bisa mengetahui Anda sedang bete (kesal) jika melihat Anda cemberut, wajah ditekuk, dan bibir manyun. Mengingat bahasa tubuh berperan besar dalam proses interaksi dan komunikasi, Anda harus bisa menampilkan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi, agar tidak terjadi mis-komunikasi.

2. Cara Bicara
Cara berbicara mempengaruhi bagaimana orang menerima isi pembicaraan Anda. Cara bicara menyangkut masalah teknis, seperti :

  1. Volume Suara. Usahakan bicara dengan volume yang nyaman untuk telinga orang lain. Bila terlalu keras orang akan terganggu, (bisa-bisa marah karena dianggap tuli), bila terlalu kecil orang sulit menangkap (mendengar) apa yang Anda bicarakan.
  2. Tempo Bicara. Tempo bicara yang terlalu cepat menyebabkan orang sulit mengikuti, sedang tempo yang terlalu lambat membuat orang tidak sabar. Tempo yang stabil membuat pendengar bosan. Atur tempo sedemkikian rupa sesuai dengan isi pembicaraan. Variasi tempo membantu menjelaskan isi cerita. Jangan lupa “eye contact”, tatap mata lawan bicara.
  3. Nada Bicara atau Intonasi. Intonasi berpengaruh sebesar 40 % terhadap komunikasi. Salah intonasi dapat menyebabkan salah interpretasi. Nada bicara yang tinggi menandakan orang yang sedang marah, nada yang rendah dapat diinterpretasikan sebagai pemalu atau penakut. Atur dan variasikan intonasi secara proporsional. Kontrol emosi saat bicara karena emosi mempengaruhi intonasi. Intonasi dapat membantu memberi penekanan-penekanan pada isi pembicaraan yang penting.

3. Gaya Bicara
Setiap orang memiliki gaya bicara yang berbeda-beda. Gaya bicara orang dewasa berbeda dengan gaya bicara anak muda. Hal yang perlu diperhatikan adalah dengan siapa Anda berbicara. Berbicara dengan teman sebaya tidak perlu terlalu formal, sedangkan berbicara dengan orang yang lebih tua perlu menggunakan gaya yang lebih formal dan sopan. Hindari gaya bicara yang menggurui, berbelit-belit, membosankan karena selalu mengulang topik yang sama, tidak membumi (sok cool), kekanak-kanakan, menguasai pembicaraan. Perlu dikenali posisi Anda sebagai komunikator, apakah sedang dalam posisi sebagai pembawa atau penerima pesan. Oleh karena itu berbicara sebaiknya bergantian, jangan memotong pembicaraan, atau tidak memperhatikan isi pembicaraan. Terakhir jadilah diri sendiri.

4. Bahasa Lisan
Bahasa lisan adalah alat komunikasi verbal yang paling mudah dan banyak digunakan. Terdapat beragam bahasa di dunia ini, sama dengan beragamnya bangsa-bangsa di dunia. Menyesuaikan bahasa yang digunakan dengan lingkungan tempat kita berada akan memudahkan terjalinnya komunikasi dengan orang-orang di tempat tersebut. Bahasa baku lebih tepat digunakan pada kesempatan yang lebih formal, misalnya bicara dengan dosen atau atasan. Penguasaan bahasa asing menjadi nilai tambah bagi Anda. Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan dalam era globalisasi seperti saat ini, hanya penggunaannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang tepat.




C. Komunikasi Efektif
Komunikasi dikatakan efektif bila pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan tepat oleh penerima pesan. Untuk mencapai komunikasi efektif, terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan, antara lain : komunikasi dua arah, asertif, dan empati.

1. Komunikasi Dua Arah
Dalam komunikasi dua arah terdapat dua peran, yaitu pembawa pesan dan penerima pesan. Ada pihak yang berbicara dan ada pihak yang mendengar.
Cara berbicara dan mendengar dengan efektif :

a. Berbicara
Berbicara adalah sarana terpenting untuk berhubungan dengan orang lain dan memberi pengaruh kepada mereka. Berbicara adalah keahlian yang sangat mahal, membutuhkan latihan untuk mahir berbicara.
Kiat-kiat yang harus diperhatikan saat berbicara antara lain :

1. Tujuan pembicaraan yang terfokus
Seseorang harus memiliki tujuan pembicaraan yang jelas dan terfokus, agar dia dapat ,menyampaikan pesannya dengan jelas karena mengetahui arah pembicaraan. Orang yang tidak memiliki tujuan pembicaraan, tidak tahu apa yang harus dikatakan, bicara berbelit-belit dan lompat-lompat, sehingga tidak menarik orang untuk mendengarnya.

2. Jiwai tujuan
Agar tercapai, tujuan yang telah ditetapkan harus dihayati. Jika pembicara menghayati tujuannya, maka ia akan mudah mentransfernya kepada pendengar dengan percaya diri. Penghayatan terhadap tujuan dilakukan dengan mengamalkan isi pembicaraan tersebut, sehingga menjadi bagian dari dirinya.

3. Memperhatikan latar belakang pendengar
Perhatikan latar belakang pendengar baik latar belakang sosial, budaya maupun keilmuan. Di antara pendengar ada kalangan akademisi, orang awam, anak-anak, orang dewasa, laki-laki dan perempuan, dan sebagainya. Dengan mengenal pendengar dapat memilih kalimat-kalimat yang tepat, agar pesan tersampaikan dengan jelas.

4. Penggunaan ungkapan atau istilah sesuai situasi
Hindari menggunakan istilah-istilah ilmiah yang hanya dimengerti sekelompok tertentu bila berbicara di depan orang-orang awam. Penggunaan ungkapan yang kurang tepat menyebabkan pesan tidak dapat dipahami dengan benar atau Anda dianggap sok tahu.

5. Penggunaan contoh-contoh
Menyelipkan contoh-contoh, kisah-kisah atau peristiwa membantu menambah tingkat pengaruh dan keyakinan kepada pendengar.

6. Memperhatikan waktu dalam berbicara
Bila Anda bicara terlalu lama orang akan bosan, tetapi bila terlalu sebentar orang tidak puas dan informasi tidak sampai dengan tuntas dan jelas.

7. Memperhatikan pengaturan volume suara, intonasi, gerak tubuh
Dalam pembicaraan perlu memberikan penekanan-penekanan pada hal-hal penting, salah satunya dengan memperbesar volume, menaikkan intonasi, memajukan tubuh. Jadikanlah suara Anda penuh energi dan vitalitas. Kenali tempat-tempat berhenti dalam bicara Anda dan ungkapan-ungkapan penting yang perlu penegasan. Diamlah pada ungkapan tersebut dan ulangi sekali lagi. Tersenyumlah pada saat yang tepat, tataplah mata pendengar/audiens.

8. Lengkapi informasi
Pelajari semua informasi tentang topik atau tujuan pembicaraan, misalnya ruang lingkup, akibat yang mungkin timbul, prosedur, resiko dan aturan. Dengan demikian orang yakin Anda menguasai tujuan pembicaraan dan akan lebih mudah memahami pesan yang Anda sampaikan.

9. Peka terhadap pendengar
Pendengar adalah partner berbicara. Diamlah untuk memberi kesempatan pihak lain berbicara dan mengungkapkan pendapatnya. Dengan mendengar pendapat orang lain Anda bisa menilai apakah pesan yang Anda sampaikan dipahami oleh orang tersebut. Jangan memonopoli pembicaraan.

10. Selipkan humor
Humor dan hal-hal menarik dapt diselipkan untuk menghangatkan dan mempermudah proses komunikasi serta mempermudah meyakinkan dan memberi pengaruh pada orang lain.



b. Memulai Percakapan
Percakapan adalah cara komunikasi verbal yang paling umum dan mudah dilaksanakan oleh dua orang atau lebih. Sebagai manusia kita membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi. Di berbagai tempat kita bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru, dan percakapan adalah alat yang paling mudah digunakan. Dalam berinteraksi dengan orang lain, perlu diingat bahwa tindakan Anda terhadap orang lain akan membawa reaksi yang sama pada Anda. Jika Anda baik pada mereka, mereka akan baik pada Anda. Jika Anda santun pada orang lain, mereka akan santun pula pada Anda. Kesimpulannya : Jika Anda ingin memperoleh, maka Anda harus terlebih dulu memberi.

c. Mendengar
Menurut Olliver Wendell Holmes, mampu mendengarkan orang lain dengan sikap simpatik dan penuh pengertian mungkin merupakan mekanisme paling efektif untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain dan menjalin persahabatan abadi.
Mendengarkan ternyata tidak mudah. Banyak dari kita yang tidak tahu bagaimana mendengarkan.

Di bawah ini akan dibahas gaya mendengarkan yang buruk, manfaat mendengarkan, dan seni mendengarkan.

GAYA MENDENGARKAN YANG BURUK
  • Mengawang-awang. Bila seseorang berbicara kepada Anda tetapi Anda tidak menggubrisnya karena pikiran Anda sedang melamun. 
  • Pura-pura mendengarkan. Anda tetap tidak memperhatikan lawan bicara Anda, tetapi setidaknya pura-pura mendengarkan dengan melontarkan komentar-komentar seperti “ ya sih”, “hebat”, “ kedengarannya boleh juga”.
  • Mendengarkan secara selektif. Anda memperhatikan hanya bagian percakapan yang menarik Anda saja.
  • Mendengarkan kata per kata. Anda sungguh-sungguh mendengarkan tetapi hanya kata-katanya saja, bukan bahasa tubuhnya, perasaannya, atau makna sesungguhnya di balik kata-kata tersebut.
  • Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri. Bila Anda bicara hanya memandang dari sudut pandang diri sendiri. Anda tidak berusaha memahami perasaan lawan bicara, tetapi menuntut mereka untuk menyelami perasaan Anda. Anda sering mengatakan “ Oh, aku tahu deh perasaanmu”, padahal Anda tidak pernah tahu bagaimana perasaan mereka. Bila Anda mendengarkan dari sudut pandang Anda sendiri, biasanya Anda menanggapi dengan gaya menghakimi, menasehati, atau menggali/mencari tahu.

MANFAAT MENDENGARKAN
  • Mendengarkan membuat Anda pandai. Memberi tempat cukup penting untuk mendengarkan apa yang lawan bicara Anda bicarakan dengan penuh perhatian, meyakinkan mereka bahwa Anda adalah orang yang cukup cerdas.
  • Orang akan mengatakan kepada Anda apa yang mereka inginkan kalau Anda bersedia mendengarkan. Komunikasi yang baik harus terjadi dua arah, ada yang memberi dan ada yang menerima, ada tindakan dan respons. Jika Anda tidak tahu apa yang orang lain inginkan, bagaimana perasaan mereka, apa kebutuhan mereka, Anda tidak bisa berkomunikasi dengan mereka. 
  • Terlalu banyak bicara membuka rahasia Anda. Ada situasi di mana sebaiknya kita tidak mengungkapkan maksud kita terlalu dini, kita perlu mengetahui pendapat orang lain terlebih dahulu. Strategi terbaik pertama-tama mengetahui apa yang diketahui orang lain, apa yang mereka terima sebelum Anda mengungkapkan maksud Anda.
  • Mendengarkan membantu mengatasi fokus berlebihan terhadap diri sendiri. Saat Anda mendengarkan, fokuskan perhatian pada apa yang dibicarakan oleh lawan bicara. Anda akan banyak menerima informasi tentang pendapat mereka. Bila Anda terlalu berfokus pada diri sendiri, menandakan Anda tidak memberi perhatian yang cukup pada lawan bicara dan pembicara merasa sia-sia karena pesannya tidak tersampaikan. Akibatnya komunikasi menjadi tidak efektif.
  • Anda harus mengetahui apa yang diinginkan orang, apa yang mereka butuhkan, dan siapa diri mereka, supaya Anda bisa berkomunikasi dengan mereka secara efektif.. Orang senang mendapat perhatian. Dalam mendengarkan Anda harus memberi perhatian dengan seksama, simpatik, sabar, karena dengan demikian Anda meningkatkan harga diri mereka. Setiap orang merasa mereka memiliki sesuatu yang layak dibicarakan.

SENI MENDENGARKAN
  • Tatap mata orang yang berbicara. Hal ini menunjukkan Anda memperhatikan dia dan membantu Anda berkonsentrasi pada topik pembicaraan.
  • Tunjukkan minat pada apa yang mereka bicarakan. Anggukkan kepala bila setuju, tersenyumlah bila perlu.
  • Condongkan badan ke orang itu. Hal ini menunjukkan kepedulian yang mendalam pada pembicara.
  • Gunakan umpan balik agar ia tetap berbicara. Anda dapat mengatakan hal-hal seperti “ Oh, ya….saya tahu….itu memang benar”.
  • Cobalah bersikap seperti cermin. Bersikap seperti cermin maksudnya mengulangi dengan kata-kata sendiri, apa yang diucapkan dan dirasakan oleh lawan bicara.

MENDENGAR YANG TIDAK TERUCAPKAN
Pembicara tidak selalu mengungkapkan semua pikirannya dalam kata-kata kepada Anda. Perhatikan perubahan nada dan volume suaranya. Kadang-kadang Anda menemukan arti yang bertentangan dengan kata-kata yang diucapkannya. Perhatikan juga ekspresi wajah, sopan santun, gerak gerik, gerakan mata dan tubuhnya. Untuk menjadi pendengar yang baik dan mendengarkan sepenuh hati Anda harus menggunakan lebih dari sekedar telinga.



2. Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan Anda pada orang lain, tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Artinya Anda dapat mengungkapkan keinginan secara langsung, to the point, tetapi dengan cara yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Perhatikan bahasa tubuh, cara, gaya dan nada bicara saat menyampaikan keinginanmu.
Mampu menyampaikan pesan secara tepat dengan cara yang enak, menjaga hubungan harmonis Anda dengan lingkungan.

3. Empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain, tanpa ikut terhanyut di dalamnya. Dengan empati, Anda melihat sudut pandang orang lain secara obyektif. Jadi Anda bisa lebih peka untuk memahami kebutuhan, pikiran, perasaan orang lain. Anda juga tidak seenaknya menghakimi orang lain. Anda bisa memandang permasalahan dari sudut yang lain sehingga dapat memberikan saran-saran yang lebih membangun.

BAB 10 MENGEMBANGKAN KEPEMIMPINAN

Deskripsi Singkat
Anda akan mempelajari perlunya kepemimpinan. Sifat-sifat kepemimpinan meliputi : menerima tanggung jawab, mencapai tujuan, bekerja keras dan cerdas, obyektif, menentukan prioritas, komunikasi, orientasi masa depan, membimbing, berlaku bijak, dan berkepribadian yang kuat. Tanggung jawab pemimpin : membuat keputusan, membagi pekerjaan, memastikan pencapaian tujuan, memberikan kepuasan, prasarana, komunikasi, dan partisipasi bawahan. Mengukur kemampuan kepemimpinan untuk tanggung jawab dan kepemimpinan

A. Pengantar : Setiap Kita Adalah Pemimpin
Setiap diri kita adalah pemimpin. Kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri. Kepala keluarga adalah pemimpin bagi keluarganya. Imam adalah pemimpin bagi umatnya. Supervisor, manejer dan direktur adalah pemimpin bagi perusahaannya. Lurah, Camat, Bupati, Gubernur dan Presiden adalah pemimpin bagi rakyatnya. Mengapa kita semua menjadi pemimpin?

Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk mempengaruhi dirinya sendiri dan orang lain, melalui komunikasi baik langsung maupun tidak langsung dengan maksud untuk menggerakkan organ tubuh dan orang-orang tersebut agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senag hati bersedia mengikuti keinginan dalam mencapai tujuan organisasi.

Jadi, kepemimpinan adalah cara menggerakkan bagian diri kita dan orang lain untuk mencapai tujuan dengan penuh pengertian, kesadaran, dan senang hati.

Anda pribadi mempunyai tujuan dan impian. Misalnya saat Anda ingin mempunyai pacar keren, maka Anda menggerakkan tubuh Anda yang tidak bersih menjadi bersih, yang tidak harum menjadi harum, yang pemalu menjadi mau tampil. Dengan demikian, seluruh komponen tubuh berubah dengan sukarela untuk mencapai tujuan Anda, yaitu mendapatkan pacar keren.

Hal yang sama terjadi dalam organisasi dan negara. Organisasi dan negara mempunyai tujuan. Untuk mencapai tujuan, harus ada yang mengorganisasi seluruh sumber daya untuk mencapai tujuan tersebut. Jika negara untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk, maka negara membutuhkan industri, tenaga kerja, pasar bagi industri, dan perbankan untuk modal. Semua komponen tersebut diorganisasikan untuk mencapai tujuan. Bagi perusahaan yang ingin mencapai keuntungan, diperlukan penjualan, produksi, akuntansi, dan lain lain.

Untuk mensinergikan seluruh komponen dalam mencapai tujuan tersebut, kita membutuhkan kepemimpinan. Kadang kala kita dapat mensinergikan dan menjadi pemimpin yang berhasil, dan kadangkala kita juga gagal.

Apakah Anda ingin menjadi pemimpin? Apabila jawabannya ya, sudah saatnya Anda belajar cara menjadi pemimpin yang baik bagi diri Anda, keluarga dan masyarakat. Menjadi pemimpin harus selalu berusaha dan berbuat yang baik dan menghindarkan kejahatan dan kejelekan. Mulailah belajar memimpin dari sekarang juga, Anda pasti bisa.

B. Sifat Seorang Pemimpin
Menjadi pemimpin tidak dapat dengan tiba-tiba. Menjadi pemimpin harus melalui proses mulai belajar cara menjadi pemimpin yang baik dan bermanfaat. Untuk itu, kita harus mempelajari apa saja sifat kepemimpinan dan tanggung jawab pemimpin, dan cara memperoleh kepemimpinan yang baik. Secara umum, berikut adalah sifat-sifat yang berguna bagi pemimpin. Belajar memahami dan mulai mempraktekkan diri sebagai pemimpin sangat baik bagi kita sebagai calon pemimpin masa yang akan datang.

1. Keinginan untuk menerima tanggung jawab
Seorang pemimpin harus menerima tanggung jawab. Oleh sebab itu, seorang pemimpin harus mengetahui apa saja yang harus dilakukan, apa saja yang dipunyai dan mengetahui setiap resiko dari setiap pekerjaan. Sebagai mahasiswa harus menerima tanggung jawabnya seperti mengikuti kuliah dengan baik, tidak bolos, mengerjakan tugas dan ujian serta mengikuti peraturan lainnya. Sebagai pemimpin perusahaan dan pemerintahan harus bertanggung jawab atas pekerjaannya. Apabila pekerjaan berhasil, kehormatan diperoleh. Namun apabila ada kegagalan, tidak perlu mencari kambing hitam. Kegagalan harus dijadikan evaluasi, cari letak kegagalan dan langkah selanjutnya membuat tindakan perbaikan sehingga kegagalan tidak terjadi. Belajarlah menjadi pemimpin dengan tidak mengulang kesalahan yang sama, dan mulai sekarang belajar menerima tanggung jawab.

2. Mencapai tujuan yang realistis
Seorang pemimpin dalam menetapkan tujuan harus wajar dan dapat dilaksanakan. Pengertian wajar dan dapat dilaksanakan adalah keinginan tersebut masih dalam kemampuan untuk dilaksanakan. Keinginan yang muluk-muluk atau sangat tinggi, akan sangat sulit dicapai, dapat menimbulkan stress dan frustasi. Kita harus membuat tujuan yang realistis, dapat dicapai dan terus ditingkatkan. Begitu pula dalam kehidupan pekerjaan. Tidak mungkin bagi perusahaan kecil Anda targetkan langsung ekspor. Susun tujuan perusahaan tahap demi tahap, mulai dari produksi tingkat kabupaten, propinsi, nasional, dan baru ekspor. Namun demikian kalau ada peluang dan memungkinkan, tujuan tersebut dapat diperbaiki. Mulailah belajar memimpin dengn membuat tujuan yang realistis sesuai dengan kemampuan dan keinginan Anda.

3. Bekerja keras dan bekerja cerdas
Seorang pemimpin harus bekerja keras dan rajin. Pemimpin menjadi contoh, apabila dia malas, sering terlambat, maka anak buahnya akan mengikuti. Bagi pemimpin, bekerja keras tidak cukup. Seorang pemimpin juga harus bekerja dengan cerdas, yaitu bekerja dengan strategi dan otak, bukan dengan otot saja. Untuk dapat bekerja dengan cerdas, seorang pemimpin harus mempunyai pengetahuan dan penguasaan teknologi yang cukup atau di atas rata-rata. Bagaimana memulai bekerja keras dan cerdas? Mulailah belajar dengan baik, tekun dan terencana. Mulai belajar dan mempraktekkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah belajar dengan cepat dan tingkat pemahaman yang lebih banyak.

4. Bersikap obyektif
Seorang pemimpin harus bersikap obyektif yaitu mengambil keputusan berdasarkan fakta, dan data serta rasioanl, dan bukan emosional serta bias. Seorang pemimpin tidak boleh gampang marah dan pilih kasih, memihak salah satu dan lain-lain. Pemimpin harus mengayomi seluruh anak buahnya, dan harus menempatkan setiap anak buahnya dalam kedudukan yang sama. Pemimpin harus mempunyai alat ukur yang sama untuk menentukan keberhasilan dan kegagalan setiap anak buahnya dan tidak menggunakan standar ganda. Mulailah belajar memimpin dengan menggunakan akal dan hati, jangan pilih kasih. Apabila Anda ragu terhadap keputusan, renungkan kembali dengan tenang, baru ambil keputusan. Jangan mengambil keputusan saat bimbang dan bingung.

5. Dapat menentukan skala prioritas
Kita mengetahui bahwa apa yang kita miliki sangat terbatas, dan keinginan kita tidak terbatas. Oleh sebab itu kita harus menentukan prioritas. Dalam kehidupan sehari-hari, tidak semua keinginan dapat dilaksanakan. Banyak kegiatan yang terpaksa kita harus memilih, hal ini biasa dalam kehidupan nyata. Dalam kehidupan berorganisasi banyak juga kebutuhan seperti kenaikan gaji karyawan, meningkatkan teknologi, atau memperbesar pasar. Semuanya membutuhkan dana, dan dana terbatas. Yang terpenting dari seorang pemimpin adalah dapat membuat keputusan yang dapat diterima semua pihak. Bagaimana membuat skala prioritas, yaitu yang terpenting bagi organisasi dalam jangka panjang.

6. Kemampuan untuk komunikasi
Seorang pemimpin mencapai tujuan melaui orang lain. Oleh sebab itu, setiap pemberian informasi, perintah atau permintaan harus dapat dimengerti dengan baik oleh orang lain. Seorang pemimpin tidak mungkin orang bisu, pendiam tanpa kata-kata. Seorang pemimpin harus dapat menyampaikan gagasannya kepada orang lain dengan jelas baik lewat tulisan, ucapan atau perbuatan. Apa yang diusahakan seorang pemimpin agar dapat berkomunikasi dengan efektif? Ada beberapa hal yaitu : memahami pesan yang akan disampaikan, mencoba berpikir dari sudut penerima, menyampaikan informasi bertahap, menyampaikan konfirmasi apakah yang dipahami sama dengan yang disampaikan. Mulailah menjadi pemimpin dengan belajar berkomunikasi dengan orang lain. Jangan takut berbicara, tetapi berbicaralah dengan baik dan benar, sehingga orang suka kepada Anda.

7. Berorientasi ke masa depan
Seorang pemimpin tidak boleh hanya berorientasi jangka pendek. Seorang pemimpin harus berpikir jangka panjang, berpikir bagaimana kondisi untuk 5 – 10 tahun mendatang. Seorang pemimpin dengan menggunakan data dan fakta dapat memprediksi keadaan masa mendatang, dan untuk menang, seorang pemimpin mempersiapkan dari sekarang. Tingkat persaingan di masa depan adalah seorang Sarjana saja tidak cukup, karena yang dibutuhkan adalah Sarjana yang mempunyai kompetensi dan kemampuan komunikasi. Bagaimana mulai mengetahui masa depan? Anda dapat belajar tentang metode peramalan bisnis baik menggunakan statistika maupun ekonometrika.

8. Mampu membimbing
Seorang pemimpin harus mempunyai sifat untuk membimbing dan mengarahkan anak buah. Ketrampilan ini sangat dibutuhkan karena kemampuan anak buah dan masalah yang dihadapi berbeda-beda. Kemampuan membimbing dan mengarahkan perlu dikembangkan dan ditingkatkan sehingga setiap anak buah mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang memadai. Seorang pemimpin juga harus mampu memberikan motivasi kepada anak buahnya sehingga anak buahnya ingin bekerja keras setiap hari. Mulailah belajar menjadi pemimpin dengan memberikan bimbingan kepada orang lain yang membutuhkan dan bersabarlah dalam memberikan bimbingan. Keberhasilan Anda membimbing orang lain merupakan salah satu kunci menjadi pemimpin yang sukses.

9. Berlaku secara bijak dengan kekuasaan
Banyak pemimpin besar yang akhirnya jatuh karena tidak bijak menggunakan kekuasaan. Kekuasaan yang besar cenderung sewenang-wenang dan korup. Inilah awal keruntuhan dari kepemimpinan. Apabila kita ingin menjadi orang sukses, sudah sepantasnya kita mengendalikan nafsu untuk tidak sewenang-wenang dan korup. Mulailah belajar dengan bijak terhadap kekuasaan pada diri sendiri dan organisasi.

10. Mempunyai kepribadian yang kuat, jujur, dan kompeten
Seorang pemimpin tidak boleh lemah dan sakit-sakitan. Seorang pemimpin juga harus jujur dan mempunyai kompetensi yang mumpuni. Seorang pemimpin yang lemah, tidak kompeten, tidak jujur akan hancur dan dipandang sebelah mata oleh anak buah. Seorang pemimpin harus mempunyai kehormatan di mata anak buah. Kehormatan diperoleh dengan menjadi pemimpin yang kompeten sehingga mampu memberikan arahan kepada anak buah baik yang umum maupun detail, pemimpin yang jujur sehingga berani menegur anak buah yang tidak jujur, dan pemimpin yang kuat sehingga tegar dalam mengambil keputusan dan tidak takut atau tergantung pada orang lain.

Jika Anda ingin menjadi pemimpin yang sukses maka mulailah belajar memahami dan mempraktekkan dari sekarang, mulai dari diri Anda, kemudian meningkat pada keluarga, dan akhirnya ke masyarakat luas.

C. Tanggung jawab Seorang Pemimpin
Seorang pemimpin bertanggung jawab atas yang dipimpinnya. Oleh karena itu setiap pemimpin harus mengetahui apa tanggung jawabnya. Beberapa tanggung jawab seorang pemimpin :

1. Membuat keputusan
Pengambilan keputusan pada umumnya berjenjang, keputusan yang bersifat operasional pada manejemen tingkat bawah, keputusan untuk menentukan cara mencapai tujuan pada tingkat menengah, dan keputusan yang bersifat strategis pada manejemen tingkat atas. Sama dengan keputusan terhadap diri Anda pribadi. Keputusan untuk makan siang di kantor tergantung pada Anda, sedangkan untuk memutuskan ingin kuliah ada pada keluarga.

2. Membagi pekerjaan
Seorang pemimpin bertanggung jawab untuk membagi pekerjaan kepada setiap orang. Dalam membagi pekerjaan, harus diusahakan ada prinsip keadilan, tidak ada yang berat atau terlalu ringan. Pembagian pekerjaan harus jelas antara satu orang dan orang lain, jangan sampai tumpang tindih. Pembagian pekerjaan juga memperhatikan kemampuan seseorang baik dari pendidikan maupun kompetensinya.

3. Memastikan pencapaian tujuan
Pemimpin memastikan bahwa pekerjaan setiap orang sesuai dengan tujuan perusahaan. Untuk itu, seorang pemimpin harus memberikan pengawasan terhadap setiap anak buahnya. Bentuk pengawasan ini dapat berupa laporan kegiatan atau inspeksi ke setiap orang atau bagian. Setelah melakukan pengawasan, maka hasilnya dijadikan sebagai dasar untuk melakukan perbaikan, apabila ada hal-hal yang belum berhasil.

4. Memberikan kepuasan terhadap bawahannya
Bawahan yang tidak puas, tidak akan bekerja dengan tenang, dan hasilnya tidak akan memuaskan atau maksimal. Untuk itu, seorang pemimpin harus melakukan pengukuran terhadap kepuasan bawahan. Apa saja yang belum puas terus dilakukan perbaikan secara berkelanjutan dan bertahap.

5. Memberikan prasarana dan sarana
Untuk mencapai tujuan, bawahan membutuhkan prasarana dan sarana dalam bekerja. Tidak mungkin Anda menyelesaikan pekerjaan membuat laporan apabila tidak tersedia komputer, printer dan kertas. Oleh sebab itu, tanggung jawab pemimpin menyediakan fasilitas yang cukup kepada bawahan supaya dapat bekerja optimal.

6. Mengkomunikasikan harapan kepada bawahan
Seringkali antara bawahan dan atasan ada celah informasi. Seorang bawahan hanya bekerja tanpa mengetahui untuk apa mereka bekerja. Informasi penting bagi bawahan. Dengan mengetahui tujuan dari pekerjaan, setiap bawahan akan mengetahui perannya dalam organisasi. Karena mengetahui perannya, ada dorongan dan motivasi bekerja karena mereka tahu pentingnya mereka bagi perusahaan.

7. Mengembangkan partisipasi karyawan
Faktor motivasi dan peran serta seluruh anggota organisasi sangat menentukan keberhasilan organisasi. Organisasi yang berhasil biasanya mempunyai partisipasi anggota yang tinggi. Organisasi yang aktif anggotanya akan lebih berhasil dibandingkan yang pasif.

8. Menilai hasil pekerjaan dan mengkomunikasikan hasilnya
Orang bekerja membutuhkan penghargaan. Penilaian pekerjaan adalah penting, agar orang yang bekerja keras diberikan penghormatan dan orang yang malas bekerja mendapatkan sanksi. Apabila dalam pekerjaan orang malas dan rajin disamakan. orang yang rajin akan cenderung menjadi malas. Penilaian pekerjaan dapat diberikan berkala, tahunan, semesteran bahkan bulanan. Setelah melakukan penilaian, sebaiknya hasilnya dikomunikasikan. Bagi yang berhasil diberikan penghargaan seperti promosi jabatan, kenaikan gaji dan penghormatan lainnya. Bagi yang tidak berhasil diberikan motivasi untuk bekerja lebih keras, diberikan bimbingan, diberikan pelatihan. Dengan demikian setiap orang akan bekerja dengan maksimal.

9. Menunjukkan perhatian kepada para bawahan
Bawahan tidak hanya menuntut gaji dan upah, tetapi juga perhatian dari atasan. Pemimpin yang ramah, mau bergaul dengan bawahan, memperhatikan keluarga bawahan akan memberikan dampak positif bagi psikologis bawahan. Dengan rasa aman dan nyaman ini, diharapkan produktivitas akan meningkat dengan baik.

10. Memberikan kompensasi sesuai dengan hasilnya
Setiap orang bekerja tentunya mengharapkan kompensasi upah. Seorang pemimpin mempunyai tugas untuk memastikan bahwa upah bawahan dibayar tepat waktu dan sesuai dengan prestasi kerja masing-masing. Seorang pemimpin harus memperhatikan kebutuhan dari bawahannya dan ketentuan undang-undang yang berlaku seperti UMP (Upah Minimum Propinsi). Upah yang terlalu kecil atau di bawah kebutuhan akan menyebabkan rasa tidak tenang dan mengganggu produktivitas. Memberikan gaji yang cukup merupakan salah satu kunci pemimpin yang sukses dalam menggerakkan anak buah

BAB 9 KEMAMPUAN ADAPTASI

Deskripsi Singkat
 
Dalam perkuliahan ini Anda akan mempelajari proses perubahan dan pengaruhnya terhadap individu. Menyiapkan diri dalam perubahan, mengelola perubahan jangan Anda jadi orang biasa, menyerah bukan pilihan. Sekarang giliran Anda berubah dan membangun perilaku baik.

A. Pengantar: Kenapa Kita Mengikuti Perubahan?
Dalam perjalanan hidup sesuatu pasti berubah, baik lingkungan maupun diri kita. Setiap detik kita berubah. Masih banyak lagi perubahan yang terjadi di dunia ini. Semua hal berubah, semua masalah berkembang. 

Zaman berubah, pemikiran berubah, teknologi berubah. Cara orang berbicara berubah, sarana komunikasi berubah, makanan berubah, model mobil berubah, rumah berubah, furniture berubah, cara dandan berubah, hiburan berubah, transportasi berubah, dan model berubah. Apa yang tidak berubah? Perubahan itu sendiri.

Teknologi mengubah segalanya, mengubah mobilitas manusia, jangkauan, wawasan, cara berkomunikasi. Kalau perubahan dapat dikelola dengan baik, ia akan memberikan kesejahteraan.

Karakteristik perubahan dapat dibedakan menjadi :
Pertama, perubahan begitu misterius karena tidak dapat dipegang. Ia bahkan dapat memukul balik seakan tidak tahu membalas budi. Tokoh-tokoh nasional seperti Presiden Soekarno, Presiden Soeharto, Presiden Abdurrahman Wahid, dan Presiden Megawati Soekarnoputri berkuasa karena perubahan, tapi juga diturunkan karena perubahan.

Kedua, perubahan terjadi setiap saat. Oleh karena itu, perubahan harus diciptakan setiap saat pula, bukan sekali-kali. Setiap satu perubahan kecil dilakukan seseorang maka akan terjadi pula perubahan-perubahan lainnya. Berilah seseorang yang berpakaian sederhana sebuah pena yang bagus maka ia akan memakai pakaian yang bagus untuk menyerasikan dengan penanya. Berikanlah lantai yang bersih maka orang akan berhenti membuang sampah di lantai itu.

B. Menyiapkan Diri dalam Perubahan: Dunia Kerja Berubah
Sudah terlalu banyak buku, majalah, atau tulisan yang mengingatkan kita akan perubahan dahsyat yang terjadi khususnya dalam dunia bisnis. Bill Gates, miliarder serta boss yang membidani kelahiran Microsoft, dalam berbagai kesempatan, dalam pidatonya dikatakan bahwa kita sedang berada di era the economic of speed. 

Siapa yang cepat, dialah yang akan mendapatkan kesempatan yang pertama. Namun kesempatan inipun harus dipergunakan dengan bijak karena jika tidak, akan banyak orang berbaris siap untuk menggantikan. Inilah bisnis masa sekarang. Kondisi inipun lantas berdampak bagaimana bisnis masa sekarang harus beroperasi. 

Mau tidak mau, bisnis sekarang ditantang untuk lebih fleksibel, lebih gampang beradaptasi serta menjadi organisasi pembelajar yang selalu siap untuk belajar terhadap hal-hal yang baru.

Akibatnya, dunia bisnis mencari dan mempertahankan sumber daya manusia yang lebih muda, lebih energik, dan tetap produktif. Pertahanan ini merupakan bagian dari upaya agar bisnis tetap dapat bertahan melawan arus perubahan yang terus bergulir.

Dunia kerja secara global pada era 1980-an tampaknya masih menitik beratkan pada loyalitas, salah satu upaya untuk menjaga dan mempertahankan karyawan-karyawannya. Secara tidak sadar, dapat dikatakan perusahaan memiliki semboyan sebagai berikut :

Sebagai perusahaan, kita harus menghargai karyawan yang telah setia dan loyal pada perusahaan. Oleh karena itu, kita akan menjaga dan memberikan penghargaan sebesar-besarnya bagi karyawan yang loyal.
Perusahaan akan sangat menghargai sifat loyalitas, sehingga dalam beberapa perhitungan kompensasi, sikap loyal ini dimasukkan sebagai komponen yang dihargai.

Pada era 2000-an dunia kerja telah berubah sejalan dengan tuntutan bisnis yang berubah dengan cepat. Akhirnya kredo perusahaan yang dulunya seakan-akan tanpa syarat, berubah menajdi kredo perusahaan yang mengagungkan loyalitas buta pun mulai lenyap. Perusahaan tidak lagi melihat loyalitas sebagai sesuatu yang perlu dibanggakan. Mereka lebih membanggakan karyawan yang selalu berkontribusi. Cinta yang dulu tanpa syarat, kini menjadi bersyarat.

Berbagai suasana dinamis seperti di atas harus ditambah lagi dengan ketidakpastian yang harus dihadapi perusahaan di masa depan. Apa yang mereka rencanakan walau dengan perhitungan yang matang, belum tentu akan sesuai harapan. Ketidakpastian ini muncul dari dinamika dan perubahan-perubahan yang terjadi misalnya peraturan yang dikeluarkan pemerintah, dahulu ada proteksi yang diberikan kepada produksi tertentu, sekarang tidak ada lagi, ada penemuan teknologi tertentu yang membuat proses peniruan produk menjadi mudah sehingga produk perusahaan itu tidak lagi eksklusif, dan seterusnya.

Hal-hal tersebut menuntut perusahaan untuk memiliki penyesuaian yang tinggi di saat yang sama tetap bertindak efisien; artinya banyak aspek internal yang terpaksa menyesuaikan. Mereka dipaksa untuk melakukan perampingan, penyesuaian ukuran organisasi, menghapuskan jenjang-jenjang yang tidak perlu, mengubah pendekatan tim pada karyawannya, dan terus memperbaharui proses kerja. Mereka juga harus jeli dengan penggunaan teknologi dan model bisnis yang baru, baik itu urusan produksinya, pemasarannya, hubungan dengan berbagai pihak, sampai perkara administrasi. Mereka harus mencari celah-celah peluang, yang tidak dipikirkan oleh pesaingnya.

Semua tuntutan di atas, baik tuntutan eksternal dan perubahan-perubahan internal organisasi itu berdampak pada tuntutan yang mereka ajukan pada Anda, saat lulus dan yang sudah bekerja.

Bagaimana Anda menafsirkan dinamika lingkungan bisnis di atas? Adalah hal yang logis bila perusahaan mempunyai tuntutan “lebih” pada lulusan perguruan tinggi. Mereka harus siap bergelut dengan dinamika tersebut dan berkontribusi dalam mengatasi berbagai tantangan yang ditimbulkannya. Perusahaan tidak menginginkan karyawan yang setiap saat harus dituntun dan dibimbing. Perusahaan menuntut orang yang berinisiatif untuk belajar dan mampu dengan cepat mempelajari hal-hal baru dan mampu berpartisipasi sesuai dengan perannya sendiri-sendiri. Oleh karena itu, Anda harus membangun portfolio berbagai kecakapan Anda sedini mungkin.


C. Mengelola Perubahan: Ubah Tujuan dan Sikap Anda
Seperti telah disampaikan, perubahan tidak bisa menunggu. Justru saat situasi stabil, kita harus pelan-pelan memikirkan perubahan, untuk mencapai kondisi lebih baik selanjutnya. Jika sudah terlambat, tak jarang usaha perubahan apapun yang dilakukan tidak akan menolong lagi. Jadi berubahlah sebelum krisis melanda.

1. Jangan Mau Menjadi Orang Biasa
Apakah pesawai terbang itu awalnya masuk akal? Apakah pesawat telepon itu awalnya masuk akal? Apakah semua yang ada di lingkungan Anda sekarang ini dulunya dianggap masuk akal? Hampir semua dulu tidak masuk akal. Mungkin masuk akal bagi kalangan tertentu, namun dianggap tidak masuk akal bagi masyarakat pada umumnya.

Beranikah diri Anda menjadi orang yang dianggap tidak masuk akal dan segera membuktikan bahwa rencana Anda itu bisa terlaksana. Andalah orang pertama yang meyakini rencana itu dan mereka akan meyakini setelah Anda buktikan.

Sekarang saatnya Anda mengubah pikiran yang terlalu sederhana dan umum agar menjadi pikiran yang kreatif. Mulailah dengan menyikapi kehidupan Anda saat ini yang sedang menempuh pendidikan, berilah makna pada perkuliahan Anda dan nikmatilah perkuliahan, bukan sekedar menjalankannya.

Mengikuti perkuliahan sebenarnya adalah “tugas Anda sebagai mahasiswa”. Kalau seorang karyawan itu “bekerja” di kantor, mahasiswa “kerja”nya adalah kuliah dengan baik. Kalau seseorang yang menyadari dan memahami makna pekerjaannya serta menyukainya, ia akan “menikmati”nya, tidak sekedar menjalankan.
Anda bisa merasakan betapa kekuatan hadir bila kita menyenangi pekerjaan kita (termasuk kuliah). Dengan demikian pekerjaan sesulit apapun rasanya dapat terselesaikan atau paling tidak mendapatkan hasil yang optimal.

2. Menyerah Itu Bukan Pilihan
Bagaimana dengan Anda? Sudahkah Anda memiliki semangat pantang menyerah? Sudahkah Anda memiliki kesabaran untuk tidak menyerah? Sudahkah Anda memiliki mental yang kuat untuk bertahan dalam kesulitan? Jawaban Anda menjadi tidak penting. Yang penting adalah Anda siap berubah untuk lebih lagi dari yang sekarang Anda miliki. Anda lakukan, dan Anda yakini. Sekarang saatnya meningkatkan semua itu hingga kesuksesan benar-benar dalam pelukan.

Beberapa nilai yang dapat kita anut, yang sesuai dengan Anda sebagai mahasiswa:

  • Kedisiplinan walaupun kedisiplinan terkesan kaku dan tidak diinginkan serta dapat mengurangi kreativitas, tetapi disiplin tetap harus kita terapkan dalam kehidupan kita. 
  • Kejujuran. Menjadi mahasiswa adalah masa yang tepat untuk melatih dan meningkatkan kejujuran diri. Pada saatnya kejujuran ini menjadi modal penting dalam kehidupan, baik sebagai professional, maupun sebagai anggota masyarakat.
  • Kerja keras. Telah disampaikan di atas bahwa mendapatkan pekerjaan tidak mudah dan menjadi mahasiswa pun tidak mudah. Untuk meraih posisi ideal di masa depan, Anda harus berjuang dengan gigih
  • Doa. Akhirnya seluruh nilai-nilai di atas tersebut belum lengkap bila tidak diiringi dengan doa. Kita semua makhluk beragama, dan secara mental kita memang membutuhkan kesejukan spiritual. Hal yang spiritual ini dapat membuat kita semakin tenang; tidak lupa diri saat kita berhasil dan tidak menjadi down pada saat keberuntungan tidak berpihak pada Anda. Agama-agama mengajarkan bahwa Yang Maha Kuasa itu ada di dekat kita, oleh sebab itu seluruh perjuangan kita harus selalu diiringi doa.

3. Sekarang Giliran Anda Berubah
Kesuksesan seperti layaknya sebuah antrian. Anda harus bersabar, Anda harus melangkah. Anda harus memiliki waktu yang tepat untuk bergerak. Namun ada sesuatu yang tidak bisa kita pungkiri. Untuk sukses lebih cepat dibanding dengan yang lain, Anda harus bergerak lebih awal. Anda harus datang lebih awal dari yang lain, maka Anda akan berada di depan, dan Anda hanya membutuhkan waktu yang lebih singkat dibanding yang lain. Namun, jika Anda menunda-nunda, bisa jadi Anda akan kehabisan tiket kesuksesan itu.

Pertanyaannya sekarang, apakah Anda ingin mulai “mengantri” saat barisan itu sudah panjang, atau menjadi pengantri pertama? Jangan tunggu lagi. Segera ambil posisi karena sekarang adalah giliran Anda, sebelum orang lain mendahului. Bagaimana mempersiapkannya? Pertama ambil peran Anda dan kedua, pandai mengelola diri.

Pertama, ambil peran Anda. Adalah sangat menggelikan jika Anda sudah membayar uang kuliah, tapi Anda bersikap pasif, diam selama perkuliahan berlangsung. Kuliah bukan milik dosen, orang tua atau teman dekat Anda. Jadikan diri Anda bintang pada perkuliahan.

Anda bertanggung jawab terhadap pembelajaran Anda, artinya Anda yang mempunyai kendali penuh terhadap apa yang Anda lakukan. Kalau Anda ingin memahami, ingin bisa mengerjakan, ingin mendapatkan nilai yang baik, Anda yang menentukan. Kalau waktu belajar Anda tidak ditambah, keaktifan berpartisipasi juga kurang, persiapan sebelum kelas di mulai minim, Anda tidak pantas berharap banyak. Anda yang menentukan mau seperti apa Anda di perkuliahan.

Bagaimana Anda menyiapkan perilaku Anda dalam mengikuti perkuliahan?
  • Saat berada di kelas, tanyakan pada diri Anda pertanyaan berikut, mengapa saya ada di kelas ini? Mengapa saya mau membayar duduk di sini? Apa makna kehadiran saya di kelas sekarang? Jadikan pertanyaan ini sebagai tombol on bagi semangat Anda. Tekan tombol ini setiap kali pikiran Anda menerawang, konsentrasi buyar, atau obrolan Anda sudah mengabaikan kuliah.
  • Niatkan untuk bertanya. Setiap kali terlintas pertanyaan di benak Anda, segeralah bertanya. Ini akan menggiring perhatian Anda pada perkuliahan.
  • Mencatatlah dengan bahasa Anda sendiri. Hasil penyimakan Anda segera tuangkan dalam buku catatan. Bila Anda menggunakan bahasa sendiri, berarti Anda sudah mengolah informasi yang Anda terima sehingga pemahamannya akan lebih dalam dan ingatannya lebih lama.
  • Sedapat mungkin tempati bangku urutan terdepan. Semakin ke belakang daya pandang dan dengar berkurang. Camkan sekali lagi, Anda yang bertanggung jawab terhadap masa depan Anda.

4. Bangun Perlaku yang Baik
Berdasarkan penelitian bahwa 80 % keberhasilan dalam berkarir ditentukan oleh kemampuan seseorang dalam bersikap dan beradaptasi secara tepat dalam lingkungan kerjanya. Kalau Anda merasa tingkah laku yang ditampilkan salah terus, lama kelamaan Anda pasti jadi ragu-ragu membina hubungan dengan orang lain. Dengan begitu, berarti sikap yang baik bagi diri Anda penting bukan? Bagaimana cara kita bersikap?

1) Cara Beradaptasi
Sebenarnya untuk dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru dan bersikap tepat dalam berbagai situasi itu tidaklah sulit. Asal Anda tahu caranya. Jangan sampai Anda salah menempatkan diri, seperti juga kalau salah kostum saat pesta. Cara yang paling mudah untuk bisa menyesuaikan diri dengan lingkungan baru adalah seperti berikut.

  • Kenali tuntutan yang ada di lingkungan tempat Anda berada. Setiap lingkungan pasti memiliki norma dan aturan yang berbeda. Saat memasuki lingkungan yang baru, Anda perlu mengetahui hal-hal yang boleh dan tidak boleh dilakukan dalam lingkungan tersebut serta tata cara yang biasa dilakukan di lingkungan itu. Hal ini sangat membantu Anda untuk dapat bersikap secara tepat dalam lingkungan tersebut. Jangan sampai Anda dianggap kurang sopan karena bersikap tidak sesuai dengan norma yang ada di lingkungan itu.
  • Kenali orang-orang yang ada di lingkungan tersebut berikut karakternya. Bagaimana sikap Anda saat berbincang-bincang dengan teman dekat Anda? Bagaimana saat Anda berbincang-bincang dengan orang tua teman Anda? Apakah sama? Bisa ya, bisa juga tidak. Pada dasarnya, sikap yang Anda tampilkan saat menghadapi setiap orang bisa berbeda-beda, tergantung pada siapa orang-orang yang akan dihadapi dan bagaimana karakter mereka sehingga Anda pun tahu harus bagaimana bersikap.
  • Kenali kelebihan dan kelemahan diri. Untuk dapat menyesuaikan diri dengan suatu lingkungan, Anda harus tahu karakter Anda sendiri. Apakah Anda orang yang ramai kalau berbicara dengan orang lain atau justru pemalu? Cobalah untuk lebih mengenal diri Anda sendiri dan mengenal gaya Anda dalam berinteraksi dengan orang lain. Hal ini perlu agar Anda tidak salah bersikap. Bayangkan kalau Anda sebenarnya adalah orang yang ramai, tetapi berusaha jaim saat menghadapi orang tua pacar karena Anda berusaha untuk kelihatan meyakinkan. Semakin Anda tahu kelebihan dan kelemahan Anda, semakin Anda tahu cara bersikap.


2) Sikap yang Dapat Diterima Orang Lain
Dalam pergaulan Anda juga dituntut untuk dapat bersikap baik dalam berbagai situasi. SIkap seperti apa saja yang membuat Anda mudah diterima oleh orang lain termasuk teman-teman Anda?
  • Ramah dan murah senyum. Setiap orang pasti suka jika “disuguhi” senyum manis. Seberapapun cantik dan gantengnya seseorang kalau wajahnya masam pasti tidak enak untuk dilihat, sehingga orang lain pun tidak suka melihatnya. Akan tetapi meskipun seseorang kurang cantik, tapi kalau selalu tersenyum ramah pada orang lain, pasti lebih menyenangkan untuk dilihat. Orang lainpun akan menilai bahwa Anda bersedia dan terbuka untuk diajak berteman. Selain itu, kalau Anda tersenyum saat bertemu orang lain, Anda juga tampak percaya diri.
  • Mau membuka diri saat berinteraksi dengan orang lain. Untuk bisa diterima dan menjadi dekat dengan teman Anda berarti Anda harus mau membuka diri terhadap teman sendiri. Bayangkan kalau saat ditanya mengenai diri Anda, Anda hanya diam dan tidak mau jujur mengungkapkannya. Seseorang yang tadinya mau berteman dengan Anda pasti akan menarik diri dan memilih untuk berteman dengan orang lain.
  • Mau mendengarkan pendapat dan keluh kesah orang lain. Saat berteman dengan orang lain, Anda pasti akan berbincang-bincang dengan mereka dan itu berarti terjadi interaksi yang bersifat dua arah. Selain Anda mau membuka diri, Anda tetap harus mau mendengarkan pendapat, keluh kesah, ataupun perasaan teman Anda, dan memberi kesempatanuntuk mengemukakan pendapatnya. Sikap yang terlalu terpusat pada diri sendiri, lebih banyak bercerita tentang diri sendiri pasti akan sangat menyebalkan bagi orang lain. Sementara untuk bisa berteman dengan asyik, Anda harus tahu kesukaan, keinginan, dan hobinya.
  • Cobalah untuk memperhatikan pembicaraan orang lain. Saat Anda berbincang-bincang dengan seseorang, ada baiknya jika Anda mencoba untuk mendengarkan pembicaraannya dengan penuh perhatian. Tatapan mata Anda mengungkapkan apa yang Anda rasakan. Kalau Anda mendengarkan pembicaraan teman Anda, tetapi pikiran Anda mengembara, teman Anda pasti tahu lewat tatapan mata Anda dan dia merasa tidak nyaman. Selain itu, Anda pun bisa memberikan komentar-komentar pendek yang menunjukkan bahwa Anda berminat dengan isi pembicaraan.
  • Menghargai orang lain. Dalam berinteraksi dengan orang lain, Anda akan menghadapi berbagai macam manusia dengan karakter yang berbeda-beda. Bisa jadi Anda merasa bahwa orang yang dihadapi kuper. Bisa juga Anda merasa bahwa dia terlalu sombong untuk diajak bicara. Pada dasarnya, setiap orang adalah unik dan masing-masing punya cara yang berbeda untuk mengekspresikan diri. Untuk itu cobalah mengenal lebih jauh orang tersebut dan menerima segala perbedaan yang ada. Kalau mau, Anda akan menemukan sisi menyenangkan dari orang tersebut.
  • Bersikap empati dan proaktif dalam memberikan perhatian kepada orang lain. Dalam membina hubungan dengan orang lain, Anda akan saling berbagi dan saling memahami. Kalau sudah berteman, Anda akan merasakan kebahagiaan ataupun kesulitan teman Anda. Anda juga dapat memberikan bantuan kepada teman saat dibutuhkan, tanpa harus menunggu permintaannya.
  • Mau mengakui kesalahan. Ada kalanya Anda melakukan kesalahan yang dapat merugikan orang lain. Dibutuhkan kebesaran hati untuk mau mengakui kesalahan Anda kepada orang lain. Memang adakalanya Anda merasa gengsi atau takut akan konsekuensi yang diterima. Akan tetapi, dengan meminta maaf kepada orang lain, menunjukkan bahwa Anda bertanggung jawab atas tindakan yang dilakukan dan Anda peduli dengan akibat yang dirasakan orang lain.

3) Penampilan
Bagaimana sebenarnya kita harus tampil agar kita dapat diterima oleh lingkungan kita?
  • Kenali karakter pribadi. Karakter kepribadian ini yang akan mempengaruhi gaya Anda. Tampillah dengan gaya yang nyaman bagi diri sendiri, tapi tetap sesuai dengan norma sosial yang ada.
  • Kenali dulu kebutuhan diri Anda. Kalau memang berat badan Anda harus diturunkan, lakukan diet yang sehat. Konsultasikan dengan ahlinya.
  • Seperti apapun bentuk tubuh maupun warna kulit Anda, inilah keunikan masing-masing individu. Jangan memaksakan diri untuk menjadi seperti orang lain. Tetaplah percaya diri bahwa setiap orang itu unik dan banggalah dengan keunikan yang Anda miliki.
  • Miliki gaya hidup sehat, makan sesuai kebutuhan, berolahraga, dan menjaga kebersihan diri. Olahraga tidak hanya membuat tubuh proporsional, tapi juga menambah percaya diri, apalagi jika bisa mendapatkan prestasi di bidang olahraga tersebut.

4) Pergaulan
Dengan bergaul Anda dapat mengasah ketrampilan sosial. Semakin luas pergaulan biasanya semakin luas pula wawasan pengetahuannya. Dalam bergaul Anda harus memilih lingkungan yang bisa membawa dampak positif. Mengingat besarnya pengaruh pergaulan pada diri seseorang, pilihlah lingkungan yang dapat mengembangkan potensi yang Anda miliki

5. Teruslah Bergerak
Banyak kejadian dan peristiwa di sekitar kita yang akan menimbun kita hidup-hidup. Anda diam, maka Anda akan mati perlahan-lahan. Jangan ijinkan diri Anda tidak berbuat apa-apa. Teruslah berbuat sesuatu setiap kali Anda bisa. Jangan diam. Beristirahatlah bila diperlukan, tapi jangan pernah istirahat sebelum lelah. Jika Anda berhenti mengerjakan sesuatu, itu karena Anda ingin istirahat atau hanya kemalasan yang meminta untuk dimanjakan.

BAB 8 BERPIKIR POSITIF

A. Pengantar: Berpikir Positif itu Perlu
Berpikir positif artinya mencari hal-hal baik dalam berbagai kehidupan. Berpikir positif sangat penting dalam kehidupan manusia. Berpikir positif menjadikan hidup seseorang selalu konstruktif dan produktif sehingga kita mudah meraih kebahagiaan dan kesuksesan. Dengan cara berpikir positif, kita dapat melipatgandakan hasil yang tidak mungkin didapatkan oleh cara lain. Sebaliknya, berpikir negatif selalu membuat kita melihat hal-hal yang jelek saja.

Untuk memahami berpikir positif, kita perlu mengetahui gambaran pikiran bawah sadar. Otak kita terbagi dua bagian, separuh bagian atas dan separuh bagian bawah. Otak bagian atas mengatur pikiran bawah sadar, berisi pikiran yang terlintas. Bagian bawah berisi pikiran bawah sadar, yang berisi beraneka ragam pengaturan proses tubuh seperti pernapasan, pencernaan, dan pengaturan keinginan seperti berjalan dan berbicara.

Sekarang bayangkan Anda sedang belajar mengemudi. Tiap kali mobil harus berhenti, pikiran sadar ke luar, “Angkat perlahan kaki kanan, pindahkan ke pedal rem, lalu tekan pedal rem perlahan”. Ketika Anda sudah berlatih mengemudi selama beberapa bulan, pengaturannya akan berjalan secara otomatis. Lama kelamaan Anda tak perlu berpikir untuk menginjak rem. Pikiran bawah sadar yang mengatur. Dengan begitu, sekarang Anda memiliki program pikiran bawah sadar dalam mengemudikan mobil.
Dari uraian di atas menjelaskan bahwa apa yang kita pikirkan dan kemudian menjadi kebiasaan adalah pikiran bawah sadar. Setiap pikiran bawah sadar yang berulang terus akan terprogram dan menjadi pikiran bawah sadar.

Misalnya apa yang terjadi kalau Anda terus berpikiran “ Saya selalu merugi”. Ya, Anda menciptakan program secara otomatis yang sebetulnya tidak perlu dan Anda bisa jadi merugi terus kalau demikian.

Bagaimana hubungan pikiran bawah sadar dengan berpikir positif? Bagi kebanyakan orang, sebagian besar pikiran bawah sadar tersebut negatif, seperti “Saya bertambah gemuk saja”, “Saya semakin pelupa”, “Saya tidak pernah berhasil” atau “Saya tidak yakin mereka jujur kepada saya”. Dengan pikiran negatif demikian, apa yang diwujudkan oleh sikap bawah sadar? Kebanyakan sikap negatif merugikan hidup dan kesehatan tanpa pernah kita sadari.

Sebagian orang mungkin heran, mengapa mereka menjadi miskin dan sengsara? Padahal penyebab orang miskin dan sengsara adalah mereka sendiri karena mereka sendirilah yang menciptakan pola pikiran otomatis yaitu mereka selalu berperasaan miskin dan sengsara. Hal itu sama halnya dengan kita yang dapat memprogram diri mengemudikan mobil tanpa berpikir. Selain itu, kita juga bisa memprogram diri untuk datang terlambat, untuk sengsara, atau untuk bangkrut tanpa berpikir. Namun, pada akhirnya Tuhan yang kemudian disalahkan.

Hal yang menarik, kalau Anda memahami pola pikiran bawah sadar, Anda menyadari bahwa kita tidak harus menjadi pecundang. Masa depan bergantung pada pikiran sadar. Kalau Anda mulai berdisiplin, pikiran sadar yang baru itu menciptakan program-program bawah sadar. Seperti halnya pengembangan sikap bawah sadar dalam hal mengemudikan mobil, Anda dapat mengembangkan sikap bawah sadar untuk sukses. Tentu saja hal tersebut memerlukan disiplin di samping waktu.

Membersihkan pikiran dan berpikiran positif perlu dilakukan sepanjang hidup. Berpikir positif adalah sebuah pekerjaan besar, bahkan bisa lebih sulit karena seringkali kita tidak menyadari telah berpikir negatif. Marilah kita memulai hidup ini dengan selalu berpikir positif sehingga tubuh kita sehat dan kita dapat bekerja, belajar, dan menatap masa depan yang cerah.

B. Mengukur Sikap Positif
Apakah Anda termasuk orang yang berpikir positif? Cobalah Anda menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

No
Pertanyaan
Jawaban
1
Saya selalu mempertimbangkan perasaan tiap orang saat memutuskan masalah yang terkait dengan kelompok.

2
Saya yakin bahwa semua akan menerima keputusan yang saya buat.

3
Saya percaya bahwa mereka yang bekerja dengan pasti, meski lambat, akan keluar sebagai pemenang.

4
Kerendahan hati adalah hal yang besar.

5
Saya dapat mencapai apa yang saya inginkan.

6
Setiap orang punya potensi untuk melakukan apa pun.

7
Usaha apa pun pantas dihargai secara positif.

8
Semua orang dilahirkan untuk tujuan tertentu dalam hidup.

9
Menerima kritik dengan anggun adalah kunci kesuksesan.

10
Saya sangat percaya pada pepatah yang berarti bahwa menunda penyelesaian memperburuk masalah.

11
Saya selalu berterima kasih pada semua orang atas berbagai kebaikan yang telah mereka lakukan untuk saya.

12
Saya senang membaca dan menulis pada waktu luang.

13
Hampir semua teman saya lebih baik daripada saya.

 

Setelah menjawab semua pertanyaan di atas, hitunglah nilai Anda. Berilah nilai 1 pada setiap jawaban ya dan 0 untuk setiap jawaban tidak. Jika skor Anda berada di antara 0-4, Anda mempunyai sikap yang negatif. Jika skor Anda berada di antara 5-10, Anda mempunyai sikap netral. Jika skor Anda berada di atas 11, berarti Anda mempunyai sikap positif.

Apabila skor Anda menunjukkan bahwa Anda bersikap negatif, tidak perlu cemas, silahkan Anda ikuti langkah-langkah untuk membangun sikap positif Anda dan berusahalah selalu berpikir positif.

C. Mengembangkan Sikap Berpikir Positif
Bagaimana Menambah Kekuatan Berpikir Positif dalam Hidup Anda?
Berikut ini adalah 6 hal yang perlu Anda ketahui dan laksanakan supaya Anda dapat berpikir positif:
  1. Hadapi masalah-masalah berat dengan tenang, gunakan pula humor-humor segar untuk meringankan dan mencairkan suasana.
  2. Fokuskan pada faktor-faktor positif dalam hidup Anda.
  3. Tumbuhkan sikap mental positif.
  4. Bersikap optimis.
  5. Bersikap proaktif.
  6. Biasakanlah berolahraga secara teratur.

1. Hadapi Masalah dengan Tenang dan Humor
Masalah akan selalu datang silih berganti dalam kehidupan kita. Masalah tidak akan berubah dan akan tetap tinggal sebagai masalah. Kita harus menerima masalah sebagai sebuah keniscayaan karena kita tidak dapat menghindarinya. Menyangkal realitas mungkin melegakan untuk sesaat, namun kemudian hal ini akan menimbulkan persoalan psikologis bagi kita. Hadapi realitas, dan gunakan humor untuk mencairkan suasana.

Humor adalah salah satu perwujudan kecerdasan emosional Anda, tetapi tidak semua humor menunjukkan kecerdasan emosi. Ada juga humor berbau rasis dan SARA yang menunjukkan lemahnya kepekaan emosi Anda. Humor yang wajar akan membuat Anda menjadi pribadi yang fleksibel dan mudah beradaptasi dengan berbagai kondisi dan lingkungan. Dalam berbagai situasi, humor dapat mencairkan suasana, mengurangi ketegangan, dan mengatasi situasi yang sulit.

Dalam berbagai situasi kehidupan, humor adalah salah satu dari ketrampilan dan sikap yang penting. Tidak banyak hal lain yang lebih unggul yang dapat membuat orang menjadi sehat, baik fisik, mental, maupun spiritual selain tertawa. Keahlian dalam menggunakan humor bisa dipastikan menjadi ciri utama bagi mereka yang sukses, kreatif dan sehat. Orang-orang yang humoris biasanya mudah mengatasi tekanan akibat kesibukannya, mereka juga umumnya dapat dengan mudah bangkit dari kesedihannya.


Sebuah penelitian membuktikan bahwa ada hubungan yang kuat antara humor dan membaiknya kondisi psikologis. Tampaknya ini adalah awal yang sulit bagi seseorang yang terlalu serius yang tidak terbiasa dengan canda. Namun, dengan sedikit belajar dan latihan akan membantu dalam membangun dan mengembangkan keahlian yang sangat berguna ini. Dengan belajar membangun humor dalam hidup Anda, Anda akan semakin lebih kreatif dan produktif.

2. Tumbuhkan Sikap Mental Positif
Sikap mental positif sangat erat kaitannya dengan kepribadian yang menarik. Beberapa sikap mental positif di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Fleksibel: fleksibel adalah dapat beradaptasi dengan cepat dalam keadaan darurat sekalipun, tanpa kehilangan kendali merupakan keterampilan yang penting dalam mencapai kesuksesan. Dengan bersikap fleksibel, Anda mudah beradaptasi dengan lingkungan apapun dan dengan siapapun. Bersikap fleksibel selama tidak merombak prinsip dan kepribadian sangat diperlukan.
  • Sopan: sikap sopan merupakan kualitas diri yang menguntungkan di manapun Anda berada. Kesopanan merupakan kebiasaan menghargai perasaan orang lain dalam berbagai kondisi. Kebiasaan bersopan santun membuat Anda mudah mengontrol diri dan menguasai emosi.
  • Toleransi: toleransi adalah sikap yang dapat menghormati setiap perbedaan, baik opini, tingkah laku dan kebiasaan. Dengan toleransi, Anda semakin kaya akan keanekaragaman budaya, sedangkan semakin tidak toleran, Anda semakin tertutup terhadap setiap perbedaan.
  • Rendah Hati: sikap congkak, sombong, dan egois tidak akan ditemukan pada orang-orang yang berkepribadian menarik. Sikap rendah hati membuat Anda peduli dan mau mendengarkan orang lain. Orang yang rendah hati mudah menghargai orang lain dengan begitu ia juga akan dihargai orang lain.
  • Sportif: bersikap sportif artinya mau berkompetisi secara sehat dan fair. Biasanya orang yang sprotif jika menang tidak akan besar kepala dan jika kalah tidak akan mengeluh, apalagi menggerutu. Dengan demikian orang lain akan menaruh hormat kepadanya.
  • Hangat: bersikap hangat sebenarnya merupakan keterampilan yang sederhana, namun sering diabaikan oleh banyak orang. Sikap hangat mencerminkan sikap antusias, percaya diri dan kooperatif. Sikap ini dapat ditunjukkan dengan selalu menyapa orang lain dengan penuh senyuman dan kegembiraan serta penuh perhatian.

3. Bersikap Optimis
Bersikap optimis berarti berdirilah dengan teguh jika ada rintangan atau halangan. Tidak akan ada halangan atau rintangan jika Anda bersikap tegar, selalu berpikir positif, dan selalu mengharapkan bahwa Tuhan akan selalu membantu Anda.

Ada lima konsep yang berguna untuk membangun citra diri agar kita tetap optimis dalam menghadapi kehidupan ini.

  • Kita harus menyadari dan mengetahui tentang keunikan diri kita di dunia ini. Anda diciptakan secara spesial oleh Sang Maha Pencipta. Oleh karena itu, kita harus bangga bisa menjadi diri sendiri seperti sekarang.
  • Percaya bahwa kita mampu melakukan apapun yang ingin kita lakukan “Kalau Anda berpikir bisa, Anda pasti bisa”. Dalam benak pikiran kita harus tertanam tak ada yang tidak bisa kita lakukan. Oleh karena dalam otak kita sudah tersedia semua program yang telah siap digunakan untuk memenuhi semua kemungkinan.
  • Kita memiliki kekuatan yang tidak terbatas dalam memilih pikiran-pikiran. Dengan kekuasaan pikiran ini, kita akan mencipta, membangun, dan memperkuat impian apa pun dalam hidup kita.
  • Milikilah kesadaran bahwa kekayaan di bumi ini melimpah ruah. Bahwa banyak terdapat sumber-sumber kekayaan untuk semua orang, apabila kita membuka pikiran dan sikap kita terhadap peluang yang tersebar dimana-mana.
  • Hidup itu menyenangkan dan memberikan hasil. Ketika hambatan dan masalah datang, harus dilihat sebagai tantangan dan kesempatan yang sangat dibutuhkan untuk perkembangan hidup.

4. Berpikir dengan Fokus
Fokus adalah memberikan perhatian yang serius terhadap tugas, tanggung jawab, atau pekerjaan yang ada di hadapan Anda, serta berusaha untuk mengerjakannya terus-menerus hingga perkerjaan tersebut selesai, dan tidak berpaling kepada hal-hal lain.

Fokus merupakan kebiasaan yang bisa dipelajari, dilatih sehingga menjadi kebiasaan, persis sama dengan kebiasaan-kebiasaan lain dalam kehidupan manusia. Berikut ini adalah kebiasaan-kebiasaan penting yang dapat menjadi kendala untuk dapat fokus:

  • Banyaknya kesibukan dan janji membuat perhatian terpecah. Mungkin banyak orang yang mendapati dirinya, disadari atau tidak berada dalam keadaan ini.
  • Tidak sabar dan tidak tahan; banyak tugas yang memerlukan semangat yang tinggi, nafas yang panjang, keinginan kuat, dan memaksa diri untuk terus-menerus dalam keadaan terkontrol. Jika berbagai kemampuan ini tidak ada, seseorang bisa mundur teratur atau sibuk dengan kegiatan lain yang remeh.
  • Tidak memiliki motivasi dan dorongan yang cukup. Ini adalah hal yang bisa kita rasakan bersama dalam kehidupan kita. Ketika kita menghadapi pekerjaan yang kita tidak termotivasi untuk mengerjakannya, kita selalu berusaha untuk menghindarinya atau kita terpaksa melakukannya di bawah tekanan orang lain, sehingga kita tidak dapat konsentrasi.
  • Tidak ada tujuan yang akan direalisasikan.
  • Letih dan lelah. Tubuh manusia memiliki kekuatan tertentu. Bila dibebani sesuatu yang lebih berat dari kekuatannya, tentu ia tidak bisa melanjutkan pekerjaannya dengan baik. Untuk bisa fokus, kita memerlukan keadaan yang stabil, baik semangat maupun kebugaran tubuh.

Berikut adalah kiat-kiat untuk dapat fokus:
  • Ketika hendak melakukan tugas dan memulai pekerjaan, biasakanlah diri Anda untuk menentukan kapan mulai dan kapan selesai.
  • Renungkanlah selalu manfaat yang diperoleh jika Anda menyelesaikan pekerjaan dan tugas Anda. Jangan pikirkan hambatan dan kesulitan. Teruslah berpikir positif dan optomis untuk bisa menyelesaikan tugas.
  • Ketika menghadapai sebagian tugas rutin yang membosankan dan tidak disukai, cobalah cara baru dalam melaksanakan tugas tersebut. Mungkin kreativitas dan inovasi Anda bisa menjadi jalan ke luar dan akhirnya bisa fokus dan menikmati pekerjaan-pekerjaan rutin.
  • Belajarlah keahlian fokus. Keahlian fokus adalah sama dengan keahlian-keahlian lain. Berusahalah selalu menemukan metode-metode yang membuat Anda lebih fokus dalam hidup Anda.
  • Pilihlah waktu yang tepat untuk bisa fokus dan konsentrasi. Jangan paksa diri Anda bekerja sementara Anda merasa letih, atau Anda melewati kondisi kejiwaan yang sulit misalnya takut atau galau.
  • Belajar untuk sabar dan tenang. Jadilah orang yang punya niat kuat dan keinginan besar, tapi jangan sampai membebani diri lebih dari kemampuan Anda.

Inilah secara umum kiat-kiat terpenting yang membantu kita untuk bisa fokus. Pikirkanlah berbagai kiat tersebut di atas, lalu pilihlah tiga saja yang sesuai dengan kondisi Anda. Ketika sudah dipilih yang sesuai, usahakan sepanjang satu minggu ke depan mulai hari ini, Anda mencoba mempraktekkan tiga kiat tersebut sehingga bisa memperbaiki kebiasaan Anda untuk bisa fokus.

5. Bersikap Proaktif
Di dunia ini ada dua tipe manusia, yaitu manusia yang proaktif, mereka yang bertanggung jawab atas hidupnya dan manusia yang reaktif, yaitu manusia yang biasanya menyalahkan sesuatu.
Kebiasaan proaktif akan bersikap, “Akulah sumber pendorong diriku sendiri. Akulah kapten hidupku. Aku bisa memilih sikap. Akulah yang bertanggung jawab atas kebahagiaan ataupun ketidakbahagiaanku sendiri. Akulah yang duduk di kursi pengemudi menuju takdirku”.
Menurut Sean Covey dalam 7 Habits of Highly Effective Teens menyebutkan perbedaan antara orang yang berpikir reaktif dan orang yang berpikir proaktif, sebagai berikut:

Bahasa Reaktif
Bahasa Proaktif
Aku coba deh.
Akan kukerjakan.
Aku memang begitu kok.
Seharusnya aku bisa lebih baik dari itu.
Aku tidak bisa berbuat apa-apa.
Yuk, kita pelajari kemungkinan-kemungkinannya.
Aku terpaksa.
Aku memilihnya.
Aku tidak bisa.
Pasti ada jalan.
Kamu merusak hariku.
Takkan kubiarkan suasana hatimu yang jelek itu menular kepadaku.

Selanjutnya dikatakan oleh Sean Covey bahwa ciri orang yang reaktif adalah:
a) Mudah tersinggung,
b) Cenderung menyalahkan orang lain,
c) Cenderung marah dan mengucapkan kata-kata yang belakangan mereka sesali,
d) Cenderung merengek dan mengeluh,
e) Menunggu segalanya terjadi kepada mereka, dan
f) Berubah hanya kalau perlu.

Ciri orang proaktif adalah:
a) Tidak mudah tersinggung,
b) Bertanggung jawab atas pilihan-pilihannya sendiri,
c) Berpikir sebelum bertindak,
d) Cepat pulih kalau terjadi sesuatu yang buruk,
e) Selalu mencari jalan untuk menjadikan segalanya terlaksana,
f) Fokus pada hal-hal yang bisa mereka ubah, dam tidak mengkhawatirkan hal-hal yang tidak bisa mereka ubah.

6. Lakukan Olahraga secara Teratur
Untuk dapat berpikir positif, badan harus sehat. Pada saat sakit, jarang kita dapat berpikir dengan sehat dan jernih. Sering pada saat sakit kita merasa Tuhan terlalu banyak memberikan penderitaan. Pada saat sakit, makan terasa tidak enak, tidak dapat melakukan banyak pekerjaan dan banyak tidur. Pada kondisi demikian sering kita menjadi emosional, bosan dan merasa kurang diperhatikan. Oleh sebab itu, untuk menjadi orang yang periang, penuh kegembiaraan, kesehatan menjadi syarat penting. Dengan badan sehat, kita dapat melakukan apa saja sesuai dengan keinginan kita. Dalam badan yang sehat terdapat juga jiwa yang sehat. Untuk membentuk badan sehat, perlu olahraga yang teratur. Buatlah olahraga yang Anda senangi, seperti bulu tangkis, tenis dan ketahanan seperti lari, renang, dan berjalan kaki.