Selasa, 15 Februari 2011

BAB 11 KOMUNIKASI EFEKTIF

Deskripsi Singkat
Dalam materi ini Anda akan mempelajari pengertian komunikasi efektif dan unsur komunikasi. Cara-cara komunikasi : bahasa tubuh, gaya bicara, bahasa lisan. Komunikasi efektif : komunikasi dua arah yang meliputi berbicara, memulai percakapan, mendengar. Mendengarkan : seni dan manfaat mendengarkan, asertif dan empati.

A. Pengantar : Mengapa Perlu Komunikasi
Bayangkan jika kita hidup dalam dunia yang tidak ada komunikasi. Betapa sunyinya dunia ini. Bagaimana kita bisa berteman, mempunyai pacar, ataupun berhubungan dengan orang-orang di sekitar kita. Tuhan menciptakan manusia di dunia ini tidak hanya seorang diri. Setelah menciptakan Adam, Tuhan menciptakan Hawa untuk menemaninya. Tuhan juga memberikan sarana-sarana agar manusia dapat saling berinteraksi dan berkomunikasi, seperti mulut untuk berbicara, telinga untuk mendengar, mata untuk menatap, serta seluruh tubuhnya untuk menyampaikan pesan melalui bahasa tubuh.

Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal (kata-kata) dan nonverbal (non kata-kata) yang melibatkan dua orang atau lebih.

Menurut Albert Mahrabiyan dari Universitas California Los Angeles (UCLA), ada 3 unsur dalam pesan :
1. Pelafalan : berhubungan dengan kata-kata dan kalimat.
2. Fonetik : aksen suara dan cara mengucapkan kata-kata tanpa ada hubungannya dengan makna kata.
3. Visi : apa yang dilihat seseorang pada pembicara.

Pada kondisi normal, apabila pesan datang dengan jelas dan tidak kontradiktif, maka tingkat kredibilitasnya atau kepercayaannya akan naik. Tetapi jika pesan datang dengan kacau dan kontradiktif di antara ketiga unsur di atas, maka tingkat kredibilitasnya sebagai berikut : Pelafalan : 7 %; Fonetik : 38 %; dan Visi : 55 %. Hal ini menunjukkan manusia lebih mempercayai apa yang dia lihat daripada yang dia dengar.


B. Cara - Cara Berkomunikasi
Komunikasi bisa gagal, artinya pesan yang disampaikan tidak dapat diterima dengan tepat oleh lawan bicara, atau bahasa gaulnya nggak nyambung.

Komunikasi yang tidak pas juga dapat menimbulkan kesalahpahaman, salah menggunakan kata-kata dapat membuat teman tersinggung. Oleh karena itu, Anda harus menguasai ketrampilan komunikasi efektif agar bisa sukses. Komunikasi bisa disebut efektif bila informasi atau pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan tepat oleh lawan bicara.

Aspek-aspek yang harus diperhatikan dalam berkomunikasi, antara lain :

1. Bahasa Tubuh (Gesture)
Gerak tubuh dapat mengirimkan pesan kepada orang lain. Bahasa tubuh yang mencakup : ekspresi wajah, cara berjalan, cara duduk, cara berdiri, posisi tangan, kaki, kepala, dan lain-lain, adalah salah satu bentuk komunikasi sehari-hari yang berperan besar dalam proses interaksi manusia dengan lingkungan.
Ingat, unsur visi yang memperoleh nilai tertinggi dalam penyampaian pesan. Orang lebih memperhatikan bagaimana Anda menyampaikan informasi melalui bahasa tubuh, dibandingkan dengan sekedar kata-kata yang Anda ucapkan. Bahasa tubuh menjadi jendela perasaan Anda atau orang lain. Anda bisa mengetahui perasaan teman Anda hanya dengan melihat bahasa tubuhnya, apakah dia sedang senang, sedih atau marah. Orang bisa mengetahui Anda sedang bete (kesal) jika melihat Anda cemberut, wajah ditekuk, dan bibir manyun. Mengingat bahasa tubuh berperan besar dalam proses interaksi dan komunikasi, Anda harus bisa menampilkan bahasa tubuh yang sesuai dengan isi komunikasi, agar tidak terjadi mis-komunikasi.

2. Cara Bicara
Cara berbicara mempengaruhi bagaimana orang menerima isi pembicaraan Anda. Cara bicara menyangkut masalah teknis, seperti :

  1. Volume Suara. Usahakan bicara dengan volume yang nyaman untuk telinga orang lain. Bila terlalu keras orang akan terganggu, (bisa-bisa marah karena dianggap tuli), bila terlalu kecil orang sulit menangkap (mendengar) apa yang Anda bicarakan.
  2. Tempo Bicara. Tempo bicara yang terlalu cepat menyebabkan orang sulit mengikuti, sedang tempo yang terlalu lambat membuat orang tidak sabar. Tempo yang stabil membuat pendengar bosan. Atur tempo sedemkikian rupa sesuai dengan isi pembicaraan. Variasi tempo membantu menjelaskan isi cerita. Jangan lupa “eye contact”, tatap mata lawan bicara.
  3. Nada Bicara atau Intonasi. Intonasi berpengaruh sebesar 40 % terhadap komunikasi. Salah intonasi dapat menyebabkan salah interpretasi. Nada bicara yang tinggi menandakan orang yang sedang marah, nada yang rendah dapat diinterpretasikan sebagai pemalu atau penakut. Atur dan variasikan intonasi secara proporsional. Kontrol emosi saat bicara karena emosi mempengaruhi intonasi. Intonasi dapat membantu memberi penekanan-penekanan pada isi pembicaraan yang penting.

3. Gaya Bicara
Setiap orang memiliki gaya bicara yang berbeda-beda. Gaya bicara orang dewasa berbeda dengan gaya bicara anak muda. Hal yang perlu diperhatikan adalah dengan siapa Anda berbicara. Berbicara dengan teman sebaya tidak perlu terlalu formal, sedangkan berbicara dengan orang yang lebih tua perlu menggunakan gaya yang lebih formal dan sopan. Hindari gaya bicara yang menggurui, berbelit-belit, membosankan karena selalu mengulang topik yang sama, tidak membumi (sok cool), kekanak-kanakan, menguasai pembicaraan. Perlu dikenali posisi Anda sebagai komunikator, apakah sedang dalam posisi sebagai pembawa atau penerima pesan. Oleh karena itu berbicara sebaiknya bergantian, jangan memotong pembicaraan, atau tidak memperhatikan isi pembicaraan. Terakhir jadilah diri sendiri.

4. Bahasa Lisan
Bahasa lisan adalah alat komunikasi verbal yang paling mudah dan banyak digunakan. Terdapat beragam bahasa di dunia ini, sama dengan beragamnya bangsa-bangsa di dunia. Menyesuaikan bahasa yang digunakan dengan lingkungan tempat kita berada akan memudahkan terjalinnya komunikasi dengan orang-orang di tempat tersebut. Bahasa baku lebih tepat digunakan pada kesempatan yang lebih formal, misalnya bicara dengan dosen atau atasan. Penguasaan bahasa asing menjadi nilai tambah bagi Anda. Bahasa Inggris sudah menjadi kebutuhan dalam era globalisasi seperti saat ini, hanya penggunaannya disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang tepat.




C. Komunikasi Efektif
Komunikasi dikatakan efektif bila pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan tepat oleh penerima pesan. Untuk mencapai komunikasi efektif, terdapat beberapa teknik yang harus diperhatikan, antara lain : komunikasi dua arah, asertif, dan empati.

1. Komunikasi Dua Arah
Dalam komunikasi dua arah terdapat dua peran, yaitu pembawa pesan dan penerima pesan. Ada pihak yang berbicara dan ada pihak yang mendengar.
Cara berbicara dan mendengar dengan efektif :

a. Berbicara
Berbicara adalah sarana terpenting untuk berhubungan dengan orang lain dan memberi pengaruh kepada mereka. Berbicara adalah keahlian yang sangat mahal, membutuhkan latihan untuk mahir berbicara.
Kiat-kiat yang harus diperhatikan saat berbicara antara lain :

1. Tujuan pembicaraan yang terfokus
Seseorang harus memiliki tujuan pembicaraan yang jelas dan terfokus, agar dia dapat ,menyampaikan pesannya dengan jelas karena mengetahui arah pembicaraan. Orang yang tidak memiliki tujuan pembicaraan, tidak tahu apa yang harus dikatakan, bicara berbelit-belit dan lompat-lompat, sehingga tidak menarik orang untuk mendengarnya.

2. Jiwai tujuan
Agar tercapai, tujuan yang telah ditetapkan harus dihayati. Jika pembicara menghayati tujuannya, maka ia akan mudah mentransfernya kepada pendengar dengan percaya diri. Penghayatan terhadap tujuan dilakukan dengan mengamalkan isi pembicaraan tersebut, sehingga menjadi bagian dari dirinya.

3. Memperhatikan latar belakang pendengar
Perhatikan latar belakang pendengar baik latar belakang sosial, budaya maupun keilmuan. Di antara pendengar ada kalangan akademisi, orang awam, anak-anak, orang dewasa, laki-laki dan perempuan, dan sebagainya. Dengan mengenal pendengar dapat memilih kalimat-kalimat yang tepat, agar pesan tersampaikan dengan jelas.

4. Penggunaan ungkapan atau istilah sesuai situasi
Hindari menggunakan istilah-istilah ilmiah yang hanya dimengerti sekelompok tertentu bila berbicara di depan orang-orang awam. Penggunaan ungkapan yang kurang tepat menyebabkan pesan tidak dapat dipahami dengan benar atau Anda dianggap sok tahu.

5. Penggunaan contoh-contoh
Menyelipkan contoh-contoh, kisah-kisah atau peristiwa membantu menambah tingkat pengaruh dan keyakinan kepada pendengar.

6. Memperhatikan waktu dalam berbicara
Bila Anda bicara terlalu lama orang akan bosan, tetapi bila terlalu sebentar orang tidak puas dan informasi tidak sampai dengan tuntas dan jelas.

7. Memperhatikan pengaturan volume suara, intonasi, gerak tubuh
Dalam pembicaraan perlu memberikan penekanan-penekanan pada hal-hal penting, salah satunya dengan memperbesar volume, menaikkan intonasi, memajukan tubuh. Jadikanlah suara Anda penuh energi dan vitalitas. Kenali tempat-tempat berhenti dalam bicara Anda dan ungkapan-ungkapan penting yang perlu penegasan. Diamlah pada ungkapan tersebut dan ulangi sekali lagi. Tersenyumlah pada saat yang tepat, tataplah mata pendengar/audiens.

8. Lengkapi informasi
Pelajari semua informasi tentang topik atau tujuan pembicaraan, misalnya ruang lingkup, akibat yang mungkin timbul, prosedur, resiko dan aturan. Dengan demikian orang yakin Anda menguasai tujuan pembicaraan dan akan lebih mudah memahami pesan yang Anda sampaikan.

9. Peka terhadap pendengar
Pendengar adalah partner berbicara. Diamlah untuk memberi kesempatan pihak lain berbicara dan mengungkapkan pendapatnya. Dengan mendengar pendapat orang lain Anda bisa menilai apakah pesan yang Anda sampaikan dipahami oleh orang tersebut. Jangan memonopoli pembicaraan.

10. Selipkan humor
Humor dan hal-hal menarik dapt diselipkan untuk menghangatkan dan mempermudah proses komunikasi serta mempermudah meyakinkan dan memberi pengaruh pada orang lain.



b. Memulai Percakapan
Percakapan adalah cara komunikasi verbal yang paling umum dan mudah dilaksanakan oleh dua orang atau lebih. Sebagai manusia kita membutuhkan orang lain untuk saling berinteraksi. Di berbagai tempat kita bisa bertemu dan berkenalan dengan orang-orang baru, dan percakapan adalah alat yang paling mudah digunakan. Dalam berinteraksi dengan orang lain, perlu diingat bahwa tindakan Anda terhadap orang lain akan membawa reaksi yang sama pada Anda. Jika Anda baik pada mereka, mereka akan baik pada Anda. Jika Anda santun pada orang lain, mereka akan santun pula pada Anda. Kesimpulannya : Jika Anda ingin memperoleh, maka Anda harus terlebih dulu memberi.

c. Mendengar
Menurut Olliver Wendell Holmes, mampu mendengarkan orang lain dengan sikap simpatik dan penuh pengertian mungkin merupakan mekanisme paling efektif untuk menjalin hubungan baik dengan orang lain dan menjalin persahabatan abadi.
Mendengarkan ternyata tidak mudah. Banyak dari kita yang tidak tahu bagaimana mendengarkan.

Di bawah ini akan dibahas gaya mendengarkan yang buruk, manfaat mendengarkan, dan seni mendengarkan.

GAYA MENDENGARKAN YANG BURUK
  • Mengawang-awang. Bila seseorang berbicara kepada Anda tetapi Anda tidak menggubrisnya karena pikiran Anda sedang melamun. 
  • Pura-pura mendengarkan. Anda tetap tidak memperhatikan lawan bicara Anda, tetapi setidaknya pura-pura mendengarkan dengan melontarkan komentar-komentar seperti “ ya sih”, “hebat”, “ kedengarannya boleh juga”.
  • Mendengarkan secara selektif. Anda memperhatikan hanya bagian percakapan yang menarik Anda saja.
  • Mendengarkan kata per kata. Anda sungguh-sungguh mendengarkan tetapi hanya kata-katanya saja, bukan bahasa tubuhnya, perasaannya, atau makna sesungguhnya di balik kata-kata tersebut.
  • Mendengarkan yang terpusat pada diri sendiri. Bila Anda bicara hanya memandang dari sudut pandang diri sendiri. Anda tidak berusaha memahami perasaan lawan bicara, tetapi menuntut mereka untuk menyelami perasaan Anda. Anda sering mengatakan “ Oh, aku tahu deh perasaanmu”, padahal Anda tidak pernah tahu bagaimana perasaan mereka. Bila Anda mendengarkan dari sudut pandang Anda sendiri, biasanya Anda menanggapi dengan gaya menghakimi, menasehati, atau menggali/mencari tahu.

MANFAAT MENDENGARKAN
  • Mendengarkan membuat Anda pandai. Memberi tempat cukup penting untuk mendengarkan apa yang lawan bicara Anda bicarakan dengan penuh perhatian, meyakinkan mereka bahwa Anda adalah orang yang cukup cerdas.
  • Orang akan mengatakan kepada Anda apa yang mereka inginkan kalau Anda bersedia mendengarkan. Komunikasi yang baik harus terjadi dua arah, ada yang memberi dan ada yang menerima, ada tindakan dan respons. Jika Anda tidak tahu apa yang orang lain inginkan, bagaimana perasaan mereka, apa kebutuhan mereka, Anda tidak bisa berkomunikasi dengan mereka. 
  • Terlalu banyak bicara membuka rahasia Anda. Ada situasi di mana sebaiknya kita tidak mengungkapkan maksud kita terlalu dini, kita perlu mengetahui pendapat orang lain terlebih dahulu. Strategi terbaik pertama-tama mengetahui apa yang diketahui orang lain, apa yang mereka terima sebelum Anda mengungkapkan maksud Anda.
  • Mendengarkan membantu mengatasi fokus berlebihan terhadap diri sendiri. Saat Anda mendengarkan, fokuskan perhatian pada apa yang dibicarakan oleh lawan bicara. Anda akan banyak menerima informasi tentang pendapat mereka. Bila Anda terlalu berfokus pada diri sendiri, menandakan Anda tidak memberi perhatian yang cukup pada lawan bicara dan pembicara merasa sia-sia karena pesannya tidak tersampaikan. Akibatnya komunikasi menjadi tidak efektif.
  • Anda harus mengetahui apa yang diinginkan orang, apa yang mereka butuhkan, dan siapa diri mereka, supaya Anda bisa berkomunikasi dengan mereka secara efektif.. Orang senang mendapat perhatian. Dalam mendengarkan Anda harus memberi perhatian dengan seksama, simpatik, sabar, karena dengan demikian Anda meningkatkan harga diri mereka. Setiap orang merasa mereka memiliki sesuatu yang layak dibicarakan.

SENI MENDENGARKAN
  • Tatap mata orang yang berbicara. Hal ini menunjukkan Anda memperhatikan dia dan membantu Anda berkonsentrasi pada topik pembicaraan.
  • Tunjukkan minat pada apa yang mereka bicarakan. Anggukkan kepala bila setuju, tersenyumlah bila perlu.
  • Condongkan badan ke orang itu. Hal ini menunjukkan kepedulian yang mendalam pada pembicara.
  • Gunakan umpan balik agar ia tetap berbicara. Anda dapat mengatakan hal-hal seperti “ Oh, ya….saya tahu….itu memang benar”.
  • Cobalah bersikap seperti cermin. Bersikap seperti cermin maksudnya mengulangi dengan kata-kata sendiri, apa yang diucapkan dan dirasakan oleh lawan bicara.

MENDENGAR YANG TIDAK TERUCAPKAN
Pembicara tidak selalu mengungkapkan semua pikirannya dalam kata-kata kepada Anda. Perhatikan perubahan nada dan volume suaranya. Kadang-kadang Anda menemukan arti yang bertentangan dengan kata-kata yang diucapkannya. Perhatikan juga ekspresi wajah, sopan santun, gerak gerik, gerakan mata dan tubuhnya. Untuk menjadi pendengar yang baik dan mendengarkan sepenuh hati Anda harus menggunakan lebih dari sekedar telinga.



2. Asertif
Asertif adalah kemampuan untuk menyampaikan pikiran, perasaan, dan keinginan Anda pada orang lain, tanpa merugikan diri sendiri maupun orang lain. Artinya Anda dapat mengungkapkan keinginan secara langsung, to the point, tetapi dengan cara yang tidak menyinggung perasaan orang lain. Perhatikan bahasa tubuh, cara, gaya dan nada bicara saat menyampaikan keinginanmu.
Mampu menyampaikan pesan secara tepat dengan cara yang enak, menjaga hubungan harmonis Anda dengan lingkungan.

3. Empati
Empati adalah kemampuan untuk merasakan dan memahami apa yang dirasakan oleh orang lain, tanpa ikut terhanyut di dalamnya. Dengan empati, Anda melihat sudut pandang orang lain secara obyektif. Jadi Anda bisa lebih peka untuk memahami kebutuhan, pikiran, perasaan orang lain. Anda juga tidak seenaknya menghakimi orang lain. Anda bisa memandang permasalahan dari sudut yang lain sehingga dapat memberikan saran-saran yang lebih membangun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar